Mandi sudah menjadi kewajiban sehari-hari agar menjaga badan tetap bersih. Apalagi semakin segar bila mandi dengan menggunakan air dingin.
Meski begitu, banyak orang yang mempercayai bahwa mandi terlalu malam dapat meningkatkan risiko terkena penyakit rematik. Apakah benar demikian?
Spesialis penyakit dalam, dr. Suzy Maria, Sp.PD, K-AI, mengungkapkan bahwa hal tersebut mitos. Mandi di malam hari tidak menyebabkan seseorang terkena penyakit rematik.
“Itu mitos. Jadi sebenarnya penyakit rematik itu sebabnya ada beberapa dan sudah diketahui. Misalnya penyakit rematik itu disebabkan oleh infeksi, oleh penyakit autoimun mungkin, kekebalan tubuh menyerang tubuh sendiri, atau endapan kristal sendi, dan lain-lain. Jadi bukan disebabkan oleh mandi,” ujar dokter Suzy dalam program acara Hidup Sehat, tvOne.
Kemudian, Dokter Suzy menjelaskan penderita rematik sendiri memang merasakan gejalanya ketika terkena suhu yang dingin. Seperti mandi pada malam hari dengan menggunakan air dingin.
Kondisi tersebut dapat memperburuk gejala penyakit rematik pada pasiennya.
“Kenapa? Karena ternyata suhu dingin itu menyebabkan cairan di sendi menjadi lebih kental. Jadi kalau dikatakan mandi malam hari atau suhu dingin menyebabkan rematik itu tidak, hanya pada orang yang sudah memiliki penyakit rematik akan terjadi perburukan gejalanya,” jelasnya.
Mandi tentu ada manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Beberapa faktor berikut harus diperhatikan agar mandi membuat tubuh semakin sehat.
“Madi memang bermanfaat untuk kesehatan dan jangan lupa berguna untuk membersihkan badan kita. Tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar mandii kita ini menjadi mandi yang sehat dan tidak membawa penyakit atau ketidaknyamanan untuk tubuh kita,” ungkapnya.
“Pertama berapa sering sebenarnya kita harus mandi. Itu tidak ada aturannya sebenarnya, tergantung dimana kita tinggal. Apakah kita tinggal di tempat tropis atau tempat yang musim dingin, tempat kering dan ditentukan oleh seberapa berat kita beraktivitas sehari-hari untuk menghasilkan keringat,” lanjutnya.
Dokter Suzy menilai mandi sebanyak 1-2 kali dalam sehari dapat mampu memberikan kenyamanan bagi orang Indonesia seperti kita yang tinggal di daerah tropis.
“Kedua, berapa lama kita harus mandi. Sebenarnya, terkait dengan kesehatan, secara keseluruhan untuk fungsi jantung, paru, itu tidak ada hubungannya. Tapi untuk kulit, memang sebaiknya mandi jangan terlalu lama. Karena kalau mandi lebih dari 10 atau 15 menit, itu akan menyebabkan kulit kita menjadi kering. Jadi mandilah sekitar 5-10 menit saja,” jelas dokter Suzy.
Terkait dengan suhu air yang digunakan pada saat mandi, dokter Suzy menilai baik air dengan suhu dingin maupun panas, keduanya dapat memperbaiki mood.
Selain itu, mandi dengan suhu yang hangat dapat bermanfaat untuk memperbaiki sirkulasi darah dalam tubuh.
“Tapi, kalau untuk kulit perlu diperhatikan. Pada pasien atau orang yang memiliki masalah di kulit, mandi air hangat akan membuat kulit semakin lebih kering. Jadi untuk yang punya masalah kulit, cukup mandi dengan air yang sama dengan suhu tubuh atau air dingin,” pungkasnya.
Mandi di malam hari terutama dengan air dingin, memang menyebabkan pasien rematik lebih terasa gejalanya. Namun bukan berarti mandi di malam hari dapat meningkatkan risiko gejala rematik. (Kmr)
Load more