Pernah Terinfeksi Omicron, Lebih Rentan Terinfeksi Subvarian BA.4 dan BA.5
- VIVA/ freepik
Belakangan ini muncul subvarian Omicron baru yakni BA.4 dan BA.5 disebutkan virus dapat lebih mudah menular dan memicu infeksi kembali pada penyintas COVID-19 varian Omicron.
Hal ini dapat memungkinkan terjadi, menurut dr. Erlina Burhan SpP, Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengatakan demikian.
Erlina menyebutkan jenis subvarian baru tersebut memiliki sifat mengelabui sistem imunitas. Hal ini yang menyebabkan kekebalan imun alami yang telah dibangun oleh penyintas COVID-19 varian Omicron bisa saja ‘tumbang’ oleh subvarian baru.
“Tetap ada kemungkinan re-infeksi, apalagi keunggulan BA.4 dan BA.5 mampu mengelabui sistem imun tubuh,” ungkap Erlina yang dikutip dari VIVA (22/6/2022).
Ia juga menilai seseorang yang telah vaksin maupun pernah terinfeksi dan membentuk imunitas alami sendiri di dalam tubuhnya, artinya tubuh telah memiliki hybrid imunitas.
Hybrid imunitas dapat membantu tubuh dalam meningkatkan imunitas menjadi lebih baik terhadap COVID-19.
Namun, dengan hybrid imunitas saja masih tak cukup untuk menangkal subvarian baru tersebut.
“Dengan hybrid kemungkinan re-infeksi lebih rendah kalau tidak ada. Apalagi kalau pakai protokol kesehatan (lebih baik melawan virus). Jadi kalau tubuh, kalau ada kuman virus masuk, sistem imun akan mengenalinya. Tetapi, varian baru ini bisa mengelabuinya,” jelasnya.
“Kemungkinan tertular kembali akan lebih rendah dengan caksin primer, booster, dan prokes,” lanjut dr. Erlina.
Angka masyarakat yang telah mendapatkan vaksinasi booster baru mencapai 23 persen. Untuk itu pemberian vaksinasi booster dapat kembali digencarkan.
Protokol kesehatan diimbau agar diperketat kembali untuk dapat menghindari terinfeksi subvarian baru tersebut.
“Angka capaian 23 persen, seharusnya ini dulu yang ditingkatkan. Jangan buru-buru booster kedua, kita harus lindungi dulu yang belum divaksin. Kalau sudah, baru pikir booster kedua, apalagi vaksinasi bukan segala-galanya juga,” terangnya.
Dokter Erlina juga mengimbau kepada pemerintah agar menggencarkan vaksinasi boosters secara menyeluruh pada masyarakat.
Mengingat imunitas vaksinasi primer dapat menurun seiring berjalannya waktu, sehingga dosis tambahan sangat dibutuhkan masyarakat.
“Mengubah definisi vaksinasi lengkap, dari 2 jadi 3 dosisi. Saya kira itu bisa terjadi tapi itu akan ada lagi unsur pemaksaan. Kami dari PB IDI inginnya masyarakat sadar memang harus dijalani,” pungkasnya.
Load more