Heboh Isu Perselingkuhan Jule, Apakah Orang yang Selingkuh Berkali-kali Ada Gangguan Kejiwaan? Begini Kata Psikiater
- Kolase Tim tvOnenews
Dr. Dharmawan juga membedakan antara perselingkuhan yang terjadi karena situasi sesaat dengan yang berulang kali dilakukan.
- Pexels/Timur Weber
Menurutnya, orang yang selingkuh karena terbawa suasana atau kondisi tertentu masih bisa dikategorikan sebagai khilaf.
“Kalau sampai berkali-kali, berarti ada sesuatu yang kurang dalam dirinya. Akhirnya dia mencari-cari, ada dorongan impulsif. Kalau sudah seperti itu, bisa menjadi disfungsi dan menimbulkan distress, dan ini bisa masuk ke ranah gangguan,” paparnya.
Dalam kajian psikoseksual, ada perselingkuhan yang semata didorong oleh nafsu, misalnya ketertarikan pada fisik atau kesenangan berganti-ganti pasangan.
Selain itu, terdapat pula individu dengan masalah kepribadian, khususnya pada kelompok gangguan kepribadian kluster B, yang sangat berkaitan dengan emosi.
Orang dengan kondisi ini cenderung sensitif, mudah marah, mudah tersinggung, dan suasana hatinya cepat berubah.
Ada pula tipe histrionik yang senang diperhatikan dan dipuji, sehingga mudah terlibat permainan perasaan.
- Freepik/stefamerpik
Sementara pada tipe narsistik, individu merasa harus selalu didahulukan, dianggap paling benar, dan ingin diperlakukan spesial.
Ketika menemukan orang yang memenuhi kebutuhan tersebut, keterikatan emosional bisa terjadi dengan cepat.
“Masalah emosional inilah yang sering berhubungan dengan gangguan mental atau kejiwaan,” jelasnya.
Sebagai langkah pencegahan, Dr. Dharmawan menekankan pentingnya kesadaran diri, terutama bagi mereka yang merasa memiliki kecenderungan mudah tergoda.
Salah satu prinsip utama yang perlu ditanamkan adalah menyadari bahwa pasangan bukanlah milik pribadi.
“Intinya, kita harus sadar bahwa pasangan itu bukan milik kita. Kita memilih satu sama lain sebagai kekasih, dan sama-sama layak dihargai,” pungkasnya. (gwn)
Load more