Dampak Banjir dan Longsor di Sumatra Picu Risiko Penyakit Menular dan Krisis Air Bersih
- Tim tvOne/Ilham Zulfikar
tvOnenews.com - Bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra, termasuk Aceh Tamiang, tidak hanya menyebabkan kerusakan dan kehilangan harta benda, tetapi juga menimbulkan ancaman kesehatan serius bagi masyarakat.
Krisis air bersih dan potensi penyebaran penyakit menular kini menjadi masalah besar yang harus segera ditangani.
Kondisi memprihatinkan di Aceh Tamiang dibagikan oleh salah satu pengguna media sosial X yang menggambarkan situasi di lapangan dengan nada sedih dan marah.
"Kakak seniorku ke Tamiang, terus kemarin dia video call kami sambil nangis. Katanya memang seanyir itu dan beneran kayak kota mati. Katanya dia yang biasanya takut sama gelap aja sudah nggak merasa takut lagi, justru sedih karena bau mayat itu kecium tapi nggak ada wujudnya,” tulis akun @2*_Ginthu.
Netizen tersebut juga mengungkapkan kekesalannya terhadap pihak-pihak yang menganggap kondisi di lapangan tidak seburuk yang terlihat di media sosial.
"Kesal kali sumpah sama yang bilang suasananya mencekam cuma di sosmed aja. Padahal di sosmed juga cuma beberapa persen yang ditampilkan,” tambahnya.
Cerita itu menggambarkan betapa parahnya kondisi Aceh Tamiang pasca banjir besar. Lumpur tebal, batang kayu, dan sisa reruntuhan rumah kini memenuhi jalanan.
Lebih mengkhawatirkan lagi, bau menyengat dari korban meninggal dan hewan yang belum ditemukan sepenuhnya menandakan potensi bahaya biologis yang bisa memicu penyebaran penyakit menular.
Ketika banjir melanda, air akan bercampur dengan lumpur, limbah, dan bangkai hewan atau manusia yang membusuk.
Campuran ini menciptakan lingkungan bagi pertumbuhan bakteri dan patogen berbahaya.
Beberapa jenis bakteri yang umum muncul setelah banjir antara lain Escherichia coli (E. coli) dan Salmonella, yang dapat menyebabkan diare, tifus, dan infeksi pencernaan.
Selain itu, Leptospira, bakteri penyebab leptospirosis, sangat mudah menyebar melalui air banjir yang terkontaminasi air seni tikus atau hewan lain.
Infeksi ini dapat menimbulkan gejala demam tinggi, nyeri otot, bahkan gagal ginjal jika tidak segera ditangani.
Bakteri lain seperti Vibrio cholerae, penyebab kolera, juga dapat menular lewat air minum yang tidak steril.
Load more