Waspada DBD di Musim Hujan dan Banjir, Kenali Gejalanya Sejak Dini agar Tak Terlambat Ditangani
- Freepik
“Virus dengue bisa menghancurkan trombosit dan menyebabkan kebocoran plasma. Akibatnya, cairan tubuh berkurang, darah menjadi lebih kental, dan sirkulasi tubuh terganggu. Kondisi ini bisa menyebabkan syok dan berujung kematian bila tidak segera ditangani,” papar dr. Lucky.
Karena itu, penting bagi orang tua untuk tidak menyepelekan demam tinggi yang disertai gejala lain.
Pemeriksaan laboratorium untuk melihat kadar trombosit dan hematokrit sangat disarankan saat demam hari ke-3 hingga ke-5.
Pencegahan tetap menjadi cara terbaik untuk melindungi keluarga dari ancaman DBD, terutama di musim hujan yang membuat genangan air mudah terbentuk.
Genangan air merupakan tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur dan berkembang biak.
Dr. Lucky mengingatkan pentingnya menerapkan gerakan 3M Plus untuk memberantas sarang nyamuk di rumah:
- Menguras tempat penampungan air secara rutin, minimal seminggu sekali.
- Menutup rapat wadah air seperti drum, bak mandi, atau dispenser agar nyamuk tidak bisa bertelur.
- Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menampung air, seperti kaleng, ban bekas, atau vas bunga.
“Nyamuk Aedes sangat suka tempat air bersih yang tidak mengalir. Jadi, tempat seperti dispenser, pot bunga, bahkan wadah minum hewan peliharaan pun bisa jadi sarangnya. Harus rutin dibersihkan,” tegas dr. Lucky.
Langkah “Plus” yang dimaksud adalah tindakan tambahan seperti menggunakan kelambu saat tidur, memakai losion anti nyamuk, serta menjaga kebersihan lingkungan rumah agar nyamuk tidak bersarang.
Selain itu, kebiasaan menggantung pakaian di belakang pintu juga sebaiknya dihindari, karena lipatan kain yang lembap sering menjadi tempat istirahat nyamuk Aedes aegypti.
“Kita sering lupa, baju yang digantung lama bisa jadi tempat bersarangnya nyamuk. Jadi, biasakan langsung melipat atau mencuci pakaian yang sudah dipakai,” tambahnya. (adk)
Load more