Benarkah Stevia Lebih Aman dari Gula Pasir dan Tak Bikin Gula Darah Naik? Begini Penjelasan Dokter soal Efeknya!
- freepik
tvOnenews.com - Bagi banyak orang yang ingin hidup sehat, mengurangi konsumsi gula menjadi salah satu langkah utama untuk mencegah diabetes dan menjaga berat badan ideal.
Namun, di sisi lain, kebutuhan akan rasa manis sulit dihindari. Akhirnya, banyak yang beralih ke pemanis alami seperti stevia yang disebut-sebut lebih aman dibandingkan gula pasir. Tapi benarkah stevia tidak membuat kadar gula darah naik?
Dilansir dari kanal YouTube Good Talk TV, dokter Hans Tandra menjelaskan secara rinci tentang apa itu stevia dan bagaimana pengaruhnya terhadap kadar gula darah.
Ia menyebut, stevia memang populer di berbagai negara sebagai pengganti gula alami, namun tetap ada batasan dalam penggunaannya.
“Jadi sekarang sudah mendunia, di mana-mana orang pakai. Itu namanya pemanis. Kita tahu gula itu ya kalau dari buah itu fruktosa. Tapi buah itu penuh dengan fiber. Nah, kalau bon-bon, permen, atau kue manis, itu fruktosa tinggi, dan kalau sudah dalam bentuk high fructose corn syrup, itu adalah gula jahat. Penyebab dari fatty liver, asam urat, dan berbagai penyakit lainnya,” jelas dr. Hans.
Ia menegaskan, meskipun banyak orang mencoba mengganti gula pasir, gula jawa, atau gula aren dengan pemanis buatan, hal itu bukan berarti sepenuhnya aman.
Stevia sendiri termasuk sweetener non-nutritif, artinya tidak mengandung kalori seperti gula biasa, tetapi tetap menimbulkan rasa manis yang serupa.
“Pemanis itu membuat rasa makanan kita menjadi manis bukan dari gula. Contohnya stevia, itu termasuk golongan *non-nutritive sweetener*, kalorinya kecil jadi bisa diabaikan. Tapi kalau kebanyakan juga tetap menambah kalori,” lanjutnya.
Menurutnya, ada dua jenis pemanis pengganti gula yang dikenal secara medis:
1. Nutritive sweetener, yang tetap mengandung kalori, seperti sorbitol, xylitol, dan manitol.
2. Non-nutritive sweetener, seperti stevia atau sukralosa, yang kalorinya sangat rendah.
Meskipun demikian, dr. Hans memperingatkan bahwa konsumsi stevia secara berlebihan juga tidak baik.
Banyak orang merasa aman karena stevia dianggap alami, padahal semua produk pemanis tetap melalui proses olahan pabrik.
“Gara-gara diabaikan lalu merasa aman, jangan lupa stevia kalau kebanyakan juga nanti datangkan kalori juga. Memang kecil tapi kalau banyak tetap berpengaruh. Jadi jangan lebih dari dua saset sehari,” kata dr. Hans.
Selain itu, ia menekankan pentingnya menjaga pola hidup seimbang. Alih-alih terus mencari pemanis pengganti, lebih baik perlahan-lahan mengurangi ketergantungan terhadap rasa manis.
“Kalau saya pilih ya teh tawar. Minum tanpa pemanis itu jauh lebih baik. Kalau sekali-kali pakai stevia boleh, tapi jangan sering. Dua saset sehari sudah cukup,” ujarnya.
Lebih lanjut, dr. Hans menyinggung bahwa banyak produk di pasaran mengklaim stevia dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Ia menegaskan klaim tersebut tidak sepenuhnya benar.
“Klaim bahwa stevia bisa mengontrol kadar gula darah itu omong kosong. Ditambah itu ya tetap aja gula bisa naikkan, tapi sedikit sekali. Bukan berarti kalau pakai itu gula turun, bukan. Tetap gula bisa naik, apalagi kalau sampai tiga-empat saset sehari,” tegasnya.
Dokter Hans juga menjelaskan bahwa efek stevia terhadap kadar gula darah sangat tergantung pada frekuensi dan jumlah konsumsi.
Jika digunakan dalam jumlah wajar, stevia memang tidak memicu lonjakan glukosa secara signifikan, tetapi jika dikonsumsi berlebihan, tubuh tetap akan merespons peningkatan kadar gula.
Selain itu, ia mengingatkan bahwa kebiasaan minum kopi manis atau minuman olahan dengan tambahan pemanis buatan juga bisa memengaruhi metabolisme tubuh.
"Jangan sering-sering minum kopi dengan campuran krimer atau susu manis. Kalau mau, pilih Americano tanpa gula atau teh tawar. Cappuccino atau latte susunya kebanyakan, kalorinya jadi tinggi,” tambahnya.
Dengan kata lain, penggunaan stevia memang lebih baik dibandingkan gula pasir karena tidak mengandung fruktosa dan kalori tinggi, tetapi tetap perlu dikonsumsi dengan bijak.
Stevia bisa menjadi alternatif aman bagi penderita diabetes atau mereka yang sedang diet rendah gula, selama digunakan dalam takaran yang sesuai. (adk)
Load more