Penyebab Darah Tinggi karena Riwayat Keturunan atau Gaya Hidup? Dokter Beberkan Penjelasan Medisnya
- Pixabay/Frolicsomepl
tvOnenews.com - Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dialami oleh masyarakat Indonesia.
Namun, masih banyak yang bertanya-tanya, apakah darah tinggi lebih disebabkan oleh faktor keturunan atau justru akibat gaya hidup yang tidak sehat?
Menurut dr. Hans Tandra, Sp.PD-KEMD, Ph.D, seorang dokter spesialis penyakit dalam, jawabannya bisa dua-duanya.
Dalam video di kanal YouTube Good Talk TV, dr. Hans menjelaskan bahwa hipertensi memang bisa bersifat genetik, namun faktor gaya hidup memiliki pengaruh yang sangat besar terutama ketika seseorang sudah berusia di atas 40 tahun.
“Secara umum, hipertensi sebagian memang turunan. Sehingga bisa timbul hipertensi pada anak muda karena faktor genetik. Tapi kalau usia 40 tahun ke atas, biasanya karena lifestyle,” ujar dr. Hans.
Ia menegaskan bahwa pembuluh darah manusia memiliki dinding yang seharusnya elastis.
Namun, jika dinding pembuluh darah mulai mengeras atau kehilangan elastisitas, tekanan darah akan meningkat karena aliran darah tidak lagi mengalir dengan lancar.
"Ketika dinding pembuluh darah semakin kaku dan tidak elastis lagi, darah lewat jadi tidak bisa mekar, maka tensi jadi tinggi,” jelasnya.
dr. Hans juga menjelaskan bahwa berbagai zat yang beredar dalam darah bisa mempercepat kerusakan pada dinding pembuluh darah.
Zat tersebut umumnya berasal dari makanan tinggi lemak, gula, dan bahan olahan.
"Yang merusak pembuluh darah itu apa? Lemak, gula, dan sebagainya. Kalau kita makan amburadul, banyak jeroan, banyak manis, banyak makanan kalengan dan kemasan, itu semua bisa menyebabkan hipertensi,” ujarnya.
Kebiasaan mengonsumsi makanan instan dan olahan berpengawet juga disebut memperburuk kondisi tubuh.
Lemak jenuh dan natrium tinggi dalam makanan cepat saji membuat pembuluh darah mudah kaku, sehingga tekanan darah sulit dikendalikan.
Selain pola makan, beberapa kebiasaan buruk lain juga berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah.
dr. Hans menyebut bahwa orang yang obesitas, perokok, dan penderita diabetes lebih rentan mengalami hipertensi karena pembuluh darah mereka cenderung rusak.
“Orang gemuk gampang hipertensi, orang merokok gampang hipertensi, orang diabet juga gampang hipertensi. Karena pembuluh darah mereka rusak,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa konsumsi alkohol berlebihan dapat memperburuk kondisi pembuluh darah dan memicu lonjakan tekanan darah.
Meskipun faktor genetik tidak bisa dihindari, dr. Hans menekankan bahwa gaya hidup sehat bisa menjadi kunci utama dalam mencegah dan mengendalikan hipertensi.
Dengan menjaga pola makan, berolahraga rutin, serta menghindari stres, tekanan darah dapat tetap stabil meski seseorang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit yang sama.
“Terlepas dari faktor turunan, kalau kita bisa menjaga gaya hidup kita tetap sehat, pembuluh darah kita bagus, tekanan darah pun bisa terkendali,” ujarnya.
Ia mencontohkan bahwa banyak anak dari orang tua penderita hipertensi yang tetap memiliki tekanan darah normal karena menerapkan gaya hidup sehat sejak dini.
Menurut dr. Hans, menjaga berat badan ideal, membatasi asupan garam, dan berhenti merokok merupakan langkah sederhana yang efektif untuk mencegah hipertensi.
Selain itu, rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah juga penting untuk deteksi dini agar tidak berujung pada komplikasi serius seperti penyakit jantung atau stroke. (adk)
Load more