Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi postpartum, di antaranya:
- Pernah menderita depresi sebelum atau selama
- Menderita gangguan bipolar.
- Ada anggota keluarga yang menderita depresi.
- Menyalahgunakan NAPZA.
- Kesulitan menyusui anak.
- Hamil di usia muda dan memiliki banyak anak.
Di samping itu, kejadian eksternal yang membuat stres seperti masalah finansial, konflik keluarga, atau bayi yang dilahirkan menderita suatu penyakit juga dapat meningkatkan potensi seseorang terkena depresi postpartum.
Postpartum depression biasanya ditandai dengan munculnya gejala-gejala seperti berikut:
- Depresi atau perubahan suasana hati yang serius
- Kesulitan merawat bayi
- Kehilangan nafsu makan
- Susah tidur dan merasa lelah
- Sering menangis secara tiba-tiba
- Berkurangnya ketertarikan pada aktivitas yang biasanya anda sukai
- Mudah marah
- Merasa belum menjadi ibu yang baik
- Kemampuan untuk berpikir dengan jernih, berkonsentrasi, atau membuat keputusan berkurang
- Gelisah
- Mudah panik
- Mencoba menyakiti diri sendiri maupun bayi
- Merasa tak berharga dan tak memiliki harapan
Mengatasi depresi pascamelahirkan
Mendatangi ahli kejiwaan atau terapis seperti psikolog menjadi langkah yang tepat untuk mencari tahu penyebab dan cara pengobatan yang tepat bagi seseorang dengan gejala depresi pascamelahirkan.
membantu dengan beberapa hal di bawah ini:
Halaman Selanjutnya :
Dengarkan keluhan istriSalah satu hal yang dapat membantu sang ibu melewati depresi pascamelahirkan adalah dengan hadirnya peran ayah untuk dapat mendengar kekhawatiran ibu. Suami juga diharapkan dapat menunjukkan perhatian besar dan mendukung dengan penuh pengertian tanpa menyalahkan atau menghakimi.
Load more