Pangan Kasih Gelar Bazaar ‘Back to 2015’, Usung Misi Sosial Akses Air Bersih di Indonesia Timur
- Istockphoto
tvOnenews.com - Di tengah kemajuan ekonomi, fakta kelaparan dan ketimpangan pangan masih menjadi ironi di berbagai kota besar Indonesia.
Data dari berbagai lembaga sosial menunjukkan bahwa ribuan anak panti asuhan dan tunawisma masih mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan makan harian mereka.
Panti-panti asuhan yang tersebar di Jabodetabek hingga pelosok daerah sering kali bergantung pada donasi yang tidak menentu, sementara para tunawisma harus mencari sisa makanan di tempat umum.
Sayangnya, di sisi lain, sektor industri makanan justru menyumbang limbah makanan dalam jumlah besar setiap harinya.
Surplus makanan yang masih layak konsumsi, yang seharusnya bisa dimanfaatkan, kerap berakhir di tempat sampah.
Restoran, hotel, dan bakery sering memasak dalam jumlah besar, tetapi tak jarang porsi yang disajikan jauh melebihi permintaan.
Inilah yang kemudian menjadi perhatian sekelompok anak muda dari generasi Z, yang melihat potensi besar dalam redistribusi makanan berlebih kepada mereka yang membutuhkan.
Mereka menjawab tantangan ini bukan dengan keluhan, melainkan dengan aksi nyata. Lewat gerakan bertajuk Pangan Kasih, organisasi yang berdiri pada Mei 2024 ini fokus menjembatani makanan surplus ke komunitas rentan seperti anak panti, tunawisma, dan kelompok marjinal lainnya.
Sejak berdiri, lebih dari 4.000 porsi makanan telah berhasil disalurkan.
“Makanan ini masih layak konsumsi, yang dimasak tapi kebanyakan, bukan makanan bekas orang. Biasanya restoran masak 50 porsi, tapi yang dimakan 20 saja. Nah itu, yang kami bagikan," ujar Michelle Haryono
Sebagai bagian dari gerakan berkelanjutan, Pangan Kasih akan menggelar Pangan Kasih Bazaar di Grand Indonesia, Exhibition Hall Lt. 5 pada 7–10 Agustus 2025.
Acara ini bukan sekadar pameran makanan, melainkan penggerak misi sosial yang lebih besar: mengurangi ketimpangan pangan serta mendukung penyediaan air bersih di wilayah Indonesia Timur.
Seluruh pemasukan dari bazaar ini, termasuk sebagian hasil penjualan tenant, akan disalurkan melalui kerja sama dengan Yayasan Sumur Bor 83 untuk pembangunan akses air bersih.
“Akses terhadap air bersih adalah kebutuhan dasar yang masih belum terpenuhi di banyak tempat. Karena itu, Pangan Kasih tergerak untuk mendukung penyediaan air bersih,” jelas Michelle.
Yang patut diacungi jempol, seluruh acara ini disiapkan oleh pelajar SMA. Mereka tidak hanya menyusun konsep, tapi juga mengelola logistik, media sosial, hingga keuangan kegiatan.
Sebelumnya, Pangan Kasih juga pernah mengajak lebih dari 120 anak panti asuhan untuk mengikuti sesi memasak langsung bersama chef profesional.
Aktivitas ini menjadi ruang belajar dan hiburan yang menyenangkan bagi anak-anak, sekaligus bentuk nyata perhatian terhadap generasi muda yang kurang beruntung.
Dengan aksi-aksi seperti ini, generasi Z membuktikan bahwa perubahan tak harus selalu dimulai dari hal besar. Lewat sisa makanan yang sering diabaikan, mereka justru membuka jalan untuk membantu sesama. (udn)
Load more