Gejala Fisik Tapi Hasil Medis Normal? Simak Gejala Psikosomatik dan Dampaknya pada Tubuh
- Istockphoto
tvOnenews.com - Di tengah derasnya tuntutan hidup dan arus informasi yang tiada henti, generasi muda, terutama Gen Z, sering dihadapkan pada tekanan psikologis yang tidak ringan.
Persaingan karier, ketidakpastian masa depan, serta eksistensi di media sosial menjadi beban mental yang bisa berdampak langsung pada kesehatan fisik.
Banyak anak muda saat ini merasa kelelahan, kerap merasa mual, sulit tidur, atau bahkan mengalami gejala seperti sesak napas tanpa tahu penyebab pastinya.
Bahkan kadang jantung berdebar-debar, tapi hasil pemeriksaan medis selalu normal. Padahal, bisa jadi tubuh mereka sedang merespons stres secara psikosomatik.
Psikosomatik merupakan kondisi medis nyata yang dipicu oleh faktor psikologis dan emosional.
Artinya, gangguan ini bukan sekadar “di dalam pikiran”, melainkan bisa menimbulkan gejala fisik seperti jantung berdebar, nyeri lambung, atau pusing yang berpindah-pindah.
Fenomena ini makin sering dijumpai di era modern, saat kesehatan mental belum sepenuhnya mendapatkan tempat yang layak dalam penanganan medis.
Dalam konteks Gen Z, yang hidup dalam era instan dan penuh tekanan, pemahaman akan psikosomatik menjadi sangat krusial.
- Istockphoto
Menurut Dr. E. Mudjaddid, Sp.PD-KPsi, FINASIM, Konsultan Psikosomatik dan Paliatif Medik, psikosomatik menunjukkan betapa eratnya hubungan antara pikiran dan tubuh.
“Bukan berarti pasien berpura-pura sakit, tapi emosi negatif seperti kecemasan, ketakutan, atau trauma masa lalu dapat ‘menyamar’ menjadi gejala fisik di berbagai organ tubuh,” ujarnya.
Sayangnya, gangguan ini kerap tidak terdeteksi secara medis karena hasil pemeriksaan laboratorium atau imaging biasanya normal.
Beberapa ciri khas dari gangguan psikosomatik antara lain tidak ditemukannya kelainan organik meskipun pemeriksaan medis lengkap telah dilakukan.
Gejala berpindah dari satu organ ke organ lainnya, serta kemunculan keluhan yang berkaitan erat dengan tekanan emosional seperti trauma, kegelisahan, atau citra diri yang rendah.
Jika tidak segera ditangani, keluhan ini berisiko berkembang menjadi gangguan organik yang lebih serius. Faktor pemicunya pun sangat beragam, mulai dari stres kerja, konflik keluarga, tekanan sosial, hingga ketidakstabilan ekonomi.
Untuk menangani kondisi kompleks ini, pendekatan yang hanya mengandalkan obat-obatan tidak lagi cukup.
Salah satu rumah sakit yang menerapkan penanganan menyeluruh adalah Bethsaida Hospital Gading Serpong.
Melalui layanan khusus yang terpadu dalam bidang penyakit dalam, mereka menggabungkan empat pendekatan utama.
1. Bio-Organik: Pemeriksaan fisik menyeluruh, pemberian obat sesuai kebutuhan, serta edukasi hidup sehat.
2. Psiko-Edukasi: Membangun hubungan yang suportif antara dokter dan pasien, sehingga pasien merasa didengar dan dimengerti.
3. Sosio-Kultural: Membantu pasien mengurai persoalan sosial seperti konflik rumah tangga, tekanan pekerjaan, hingga kondisi ekonomi.
4. Spiritual: Membimbing pasien untuk melihat konflik batin dari sudut pandang spiritual atau keagamaan, demi ketenangan jiwa.
Pendekatan holistik seperti ini menjadi sangat penting untuk benar-benar memulihkan pasien, bukan hanya meredakan gejalanya.
Pasien psikosomatik membutuhkan pemahaman dan perhatian ekstra.
“Kami memahami bahwa pasien dengan gangguan psikosomatik memerlukan pendekatan yang berbeda dan menyeluruh. Karena itu, Bethsaida menghadirkan layanan khusus dengan dukungan dokter spesialis yang profesional dan berpengalaman,” jelas Dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital.
Fasilitas yang mendukung kenyamanan serta tim medis yang memahami dinamika psikologis pasien menjadi elemen penting dalam proses pemulihan.
Di era sekarang, ketika tekanan hidup terus meningkat, kesadaran akan gangguan psikosomatik harus diperluas, terutama di kalangan muda.
Memahami bahwa tubuh dan pikiran saling terhubung bukan hanya penting untuk mendiagnosis secara tepat, tapi juga untuk mencegah gangguan kesehatan yang lebih berat.
Maka jika Anda merasa tidak nyaman secara fisik padahal hasil medis menunjukkan semuanya normal, mungkin saatnya melihat lebih dalam. Jadi bagaimana kondisi emosi dan kesehatan mental Anda belakangan ini? (udn)
Load more