News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali

Oma dan Opa Jangan Sembarang Minum Obat Pegal Linu Supaya Terhindar dari Lambung Berlubang, Gagal Ginjal & Jantung

Karena tak ingin Oma kesakitan, anaknya membeli obat pegal linu di warung yang sering diiklankan di televisi. Beberapa minggu kemudian, Oma Jane mengeluh sakit.
Sabtu, 20 November 2021 - 14:07 WIB
Tukak Lambung Akibat Penggunaan Obat Antinyeri
Sumber :
  • dr Vera, SpPD-KGer

Jakarta - Seorang Nenek di Cianjur, Jawa Barat (Jabar), mendadak mengalami gagal ginjal. Padahal selama ini, Oma Jane (80) tak memiliki penyakit apapun. Selidik punya selidik, ternyata gagal ginjal yang diderita Oma Jane disebabkan oleh obat pegal linu yang sering diminumnya.

Kejadian yang menimpa Oma Jane bermula ketika dia merintih akibat sakit di sendi-sendinya. Karena tak ingin Oma kesakitan, anaknya bergegas ke warung untuk membeli obat pegal linu yang sering diiklankan di televisi.

ADVERTISEMENT

GULIR UNTUK LANJUT BACA

Segera setelah Oma Jane minum obat, beliau tidak merintih dan bisa tersenyum lagi. Si anak merasa lega dan berpikir obat pegal linu itu memang sangat manjur sehingga dia menyediakan obat itu di kamar Oma Jane supaya tiap hari nenek tersebut tidak lupa minum obat itu.

Beberapa minggu kemudian, Oma Jane mengeluh lemas, mual, sesak napas, kaki bengkak. Saat dibawa ke rumah sakit, dokter mengatakan bahwa Oma Jane menderita anemia (kurang darah merah) dan gagal ginjal. Anak dan cucunya bagai disambar petir mendengar diagnosis dokter. Bagaimana mungkin Oma Jane yang selama ini tidak ada penyakit apapun bisa tiba-tiba menderita gagal ginjal?

Obat yang sama juga menyebabkan perdarahan lambung dan usus duabelas jari tanpa gejala nyeri perut yang jelas, sehingga Oma Jane datang dengan anemia. Anak Oma Jane menyesal karena merasa telah merusak ginjal ibunya, tetapi sekarang nasi sudah menjadi bubur.

"Cerita ini sangat klasik terjadi di Indonesia, merupakan makanan sehari-hari kami, para dokter penyakit dalam, khususnya konsultan geriatri (ahli kesehatan usia lanjut)," kata dr Vera, SpPD-KGer.

Konsultan Geriatri Lulusan Universitas Indonesia ini menjelaskan berbagai macam obat pegal linu dijual di pasaran saat ini. Ada golongan acetaminophen (lebih dikenal dengan nama paracetamol di masyarakat), golongan NSAID (contohnya asam mefenamat, meloxicam, piroxicam), golongan steroid (dexametason, metilprednisolon, prednisone), dan golongan opioid.

Obat pegal linu golongan NSAID, kortikosteroid, opioid seharusnya hanya dapat diperoleh dengan resep dokter karena golongan ini mempunyai efek jangka panjang yang sangat serius (termasuk gagal ginjal). Namun, di sebagian besar daerah di Indonesia, obat golongan opioid dapat diperoleh pasien di apotek tanpa resep dokter, meskipun obat ini termasuk dalam kategori G (dapat disalahgunakan sebagai narkoba).

"Yang paling parah adalah obat golongan NSAID bukan saja dapat diperoleh di apotek tanpa resep dokter, bahkan dijual di warung sebagai obat bebas," tutur Vera.

Keluhan pegal linu sangat sering dijumpai pada oma-opa, sehingga obat pegal linu paling banyak digunakan oleh lansia.

"Di negara lain, obat pegal linu yang dapat diperoleh secara bebas tanpa resep dokter hanyalah paracetamol. Di Indonesia, masyarakat menganggap paracetamol sebagai obat penurun panas saja. Padahal kenyataannya, paracetamol pada dosis lebih tinggi (4x500 mg) dapat meredakan nyeri, meskipun efeknya kurang 'nendang' untuk nyeri derajat berat atau nyeri akibat peradangan akut seperti jerawat yang  terinfeksi," ungkap wanita yang praktik di RS Immanuel, Bandung, Jawa Barat ini.

Vera kemudian menceritakan pengalamannya ketika magang di bangsal geriatri di Belanda. Ada banyak lansia yang keracunan paracetamol karena mengonsumsinya dalam jumlah banyak untuk menghilangkan nyeri sendi.

"Semula saya mengira mereka minum paracetamol dalam jumlah banyak karena mereka depresi dan ingin mengakhiri hidupnya. Ternyata saya keliru. Sebagian besar kasus keracunan paracetamol yang saya temui waktu itu bukanlah kasus percobaan bunuh diri. Alasan mereka minum paracetamol dalam jumlah besar sekaligus karena mereka merasa nyeri sendi yang sangat mengganggu dan tidak menghilang dengan dosis paracetamol yang dianjurkan oleh dokternya," ujarnya.

Namun menurut Vera, paracetamol adalah golongan obat yang paling aman untuk mengatasi pegal linu lansia.

"Karena dosis toksiknya di atas 4 gram per hari atau delapan tablet per hari. Berbeda dengan NSAID yang dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal bila digunakan dalam jangka waktu panjang, penggunaan paracetamol dalam jangka panjang relatif aman, tidak mengakibatkan ketergantungan seperti obat golongan opioid," beber dokter yang juga menjadi staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha (FK UKM) Bandung ini.

Golongan NSAID memang efektif meredakan berbagai nyeri akibat peradangan akut, termasuk pegal linu. Namun penggunaan dalam jangka panjang bisa menimbulkan tukak lambung.

"Tukak tersebut mungkin tidak terasa nyeri pada oma-opa namun tetap menimbulkan perdarahan sedikit-sedikit yang berkelanjutan. Bila jumlah darah yang keluar dari tukak tidak cukup banyak, warna kotoran (faeces) tidak akan berubah, sehingga oma-opa tidak menyadarinya. Perdarahan sedikit-sedikit dalam jangka waktu lebih dari seminggu akan menurunkan kadar hemoglobin (darah merah). Penurunan hemoglobin yang cukup bermakna inilah yang akan menimbulkan keluhan lemas, cepat lelah, dan bahkan jatuh kleyengan," tambah Vera.

Bahkan menurut dokter yang pernah bertugas di Royal Adelaide Hospital, Australia ini, konsumsi NSAID akan meningkatkan tekanan darah lansia yang dapat berdampak pada gagal jantung.

"Peningkatan tekanan darah pada oma-opa akan memperberat kerja pompa jantung dan menurunkan aliran darah ke ginjal. Dalam jangka panjang, efek ini akan memicu timbulnya gagal jantung dan gagal ginjal pada oma-opa, yang bersifat irreversibel (tidak membaik dengan penghentian penggunaan NSAID maupun memperbanyak minum)," ujarnya.

Mengingat efek samping NSAID dan kortikosteroid yang sangat serius, kedua golongan obat ini hanya boleh digunakan oleh lansia dalam jangka waktu singkat dan selalu di bawah pengawasan dokter. Resep yang diberikan oleh dokter seharusnya tidak boleh diulang sendiri. Namun kenyataannya, di Indonesia, sangatlah mudah untuk bagi pasien mengulang resep NSAID dan kortikosteroid.

"Yang lebih parah, kortikosteroid dapat diperoleh tanpa resep dengan harga sangat murah, sedemikian sehingga pengusaha dapat memasukkan kortikosteroid ke dalam kapsul (disebut jamu setelan) atau bahkan dicampur dengan cairan dalam botol lalu diklaim sebagai ramuan tradisional untuk menyembuhkan penyakit asam urat. Pencampuran ini tidak dilakukan oleh ahli farmasi sehingga dosisnya bukan milligram yang sangat kecil tapi ukurannya sendok. Akibatnya, sekali minum, dosis kortikosteroidnya sangat besar, ratusan kali melebihi kadar terapi yang dianjurkan, sehingga efek sampingnya jauh lebih mengerikan," kata Vera.

Dia mengaku sering menemui kasus pasien lansia yang mengalami bocor lambung akibat penggunaan kortikosteroid.

"Jadi bukan sakit maag atau perdarahan lambung saja, tapi lambungnya sampai berlubang akibat penggunaan obat NSAID dan/atau kortikosteroid. Berlubang itu berarti harus dioperasi supaya bisa ditambal lubangnya. Operasinya termasuk sulit dan setelah operasi, harus dirawat di ICU serta puasa makan lewat mulut (harus infus makanan), sehingga biaya perawatan bocor lambung akibat NSAID dan/atau kortikosteroid sangatlah mahal," bebernya.

Vera menambahkan, di negara-negara maju, obat pegal linu yang dipilih untuk penggunaan jangka panjang adalah golongan opioid. Di Indonesia, lansia cenderung enggan menggunakan obat golongan opioid karena khawatir “kecanduan” morfin.

"Harus dibedakan antara kecanduan atau ketergantungan dengan kebutuhan. Kalau kecanduan, itu berarti tidak ada kebutuhan, tidak ada indikasi, tapi mencari dan mengonsumsi morfin. Kalau kebutuhan, berarti ada indikasi, yakni nyeri skala besar, nyeri hebat, yang tidak dapat diatasi dengan obat antinyeri lainnya," tuturnya.

Menurut wanita kelahiran Bandung ini, dibandingkan dengan efek samping NSAID dan kortikosteroid, sebenarnya obat golongan opioid relatif lebih aman karena efek sampingnya lebih "ringan".

"Efek samping yang sering ditemukan adalah konstipasi (sulit BAB), mengantuk, dan mual. Untuk mengatasi efek samping konstipasi, biasanya obat pencahar diberikan bersamaan dengan diet tinggi serat dan cukup minum. Namun bila ada proses peradangan, golongan opioid kurang efektif meredakan nyeri dibandingkan dengan NSAID. Keluhan nyeri sendi yang disertai dengan adanya tanda radang (merah, panas, bengkak) biasanya ditemukan pada oma-opa yang menderita gout (penyakit asam urat) atau pengapuran sendi," kata Vera.

Melihat begitu banyaknya efek samping obat pegal linu, timbul pertanyaan: apa yang  harus dilakukan untuk mengatasi pegal linu pada lansia? Sebaiknya konsultasikan ke dokter atau geriatri, untuk obat pereda pegal linu yang aman agar menghindari gagal ginjal.

ADVERTISEMENT

GULIR UNTUK LANJUT BACA

dr Vera, SpPD-KGer dr Vera, SpPD-KGer

(act)

Komentar

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

Jangan Lewatkan

Masih Ingat Carlos Raul Sciucatti? Pesepak Bola Argentina yang Jadi Mualaf sampai Belajar Islam di Pesantren Kalimantan

Masih Ingat Carlos Raul Sciucatti? Pesepak Bola Argentina yang Jadi Mualaf sampai Belajar Islam di Pesantren Kalimantan

Kisah Carlos Raul Sciucatti, pesepak bola asal Argentina yang lama berkarier di Indonesia, memutuskan menjadi mualaf hingga mendalami Islam di pesantren Kalimantan.
Satgas PKH Kantongi Identitas Perusahaan Diduga Biang Kerok Banjir Bandang Sumatera

Satgas PKH Kantongi Identitas Perusahaan Diduga Biang Kerok Banjir Bandang Sumatera

Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) mengungkapkan pihaknya telah mengantongi identitas perusahaan yang menyebabkan banjir bandang di sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar).
Tak Sesangar di Media Sosial, Resbob Tertunduk Seperti Ayam Sayur Saat Diringkus Polisi

Tak Sesangar di Media Sosial, Resbob Tertunduk Seperti Ayam Sayur Saat Diringkus Polisi

Sosok YouTuber sekaligus streamer Resbob yang kerap tampil lantang dan provokatif di media sosial, tampak jauh berbeda saat diamankan aparat kepolisian....
Jangan Diteruskan, Lakukan 4 Langkah Awal Ini jika Kamu Alami Cedera saat Main Padel

Jangan Diteruskan, Lakukan 4 Langkah Awal Ini jika Kamu Alami Cedera saat Main Padel

Jika kamu mengalami cedera saat bermain padel, pastikan untuk langsung melakukan empat langkah di bawah ini.
Megawati Hangestri Bersyukur Raih Perunggu SEA Games 2025: Persiapan Singkat, Timnas Voli Putri Tampil Maksimal

Megawati Hangestri Bersyukur Raih Perunggu SEA Games 2025: Persiapan Singkat, Timnas Voli Putri Tampil Maksimal

Timnas voli putri Indonesia memastikan posisi ketiga setelah menumbangkan Filipina dengan skor 3-1 pada laga perebutan medali perunggu yang berlangsung di Hua Mak Indoor Stadium, Bangkok, Senin (15/12/2025).
2 Tips yang Bisa Dilakukan agar Dapat Mencegah Cedera saat Bermain Padel, Pemula Harus Paham!

2 Tips yang Bisa Dilakukan agar Dapat Mencegah Cedera saat Bermain Padel, Pemula Harus Paham!

Sebagai pemula dalam olahraga padel, dua tips ini harus dipahami lebih dulu untuk meminimalisir risiko cedera saat bermain padel.

Trending

Tak Sesangar di Media Sosial, Resbob Tertunduk Seperti Ayam Sayur Saat Diringkus Polisi

Tak Sesangar di Media Sosial, Resbob Tertunduk Seperti Ayam Sayur Saat Diringkus Polisi

Sosok YouTuber sekaligus streamer Resbob yang kerap tampil lantang dan provokatif di media sosial, tampak jauh berbeda saat diamankan aparat kepolisian....
Satgas PKH Kantongi Identitas Perusahaan Diduga Biang Kerok Banjir Bandang Sumatera

Satgas PKH Kantongi Identitas Perusahaan Diduga Biang Kerok Banjir Bandang Sumatera

Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) mengungkapkan pihaknya telah mengantongi identitas perusahaan yang menyebabkan banjir bandang di sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar).
Posisi Runner-up SEA Games 2025 Makin Aman Usai Indonesia Panen 12 Emas Dalam Sehari, Erick Thohir Soroti Tim Atletik

Posisi Runner-up SEA Games 2025 Makin Aman Usai Indonesia Panen 12 Emas Dalam Sehari, Erick Thohir Soroti Tim Atletik

Gelombang medali emas yang diraih kontingen Indonesia pada hari kelima SEA Games 2025 di Thailand, Minggu (15/12), mendapat perhatian khusus dari Menpora, Erick Thohir. 
Atalia Praratya Resmi Gugat Cerai Ridwan Kamil!

Atalia Praratya Resmi Gugat Cerai Ridwan Kamil!

Atalia Praratya resmi menggugat cerai Ridwan Kamil. Pengadilan Agama Bandung pastikan sidang perdana digelar Rabu pekan ini.
Ramalan Keuangan Zodiak 16 Desember 2025: Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo hingga Pisces

Ramalan Keuangan Zodiak 16 Desember 2025: Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo hingga Pisces

Ramalan keuangan zodiak 16 Desember 2025 lengkap untuk Aries hingga Pisces, berisi nasihat finansial dan angka hoki untuk membantu kelola rezeki. Cek ramalanmu!
Tak Hanya sebut Skripsi Jokowi Tak Ada Nama Dosen Penguji, Kubu Roy Suryo: Joko Widodo Tidak Punya Sikap Kenegarawan

Tak Hanya sebut Skripsi Jokowi Tak Ada Nama Dosen Penguji, Kubu Roy Suryo: Joko Widodo Tidak Punya Sikap Kenegarawan

Polda Metro Jaya baru saja menggelar perkara kasus tudingan ijazah palsu Jokowi, pada Senin (15/12). Bahkan, dalam gelar kasus itu, Kubu Roy Suryo angkat bicara
Kondisi Finansial Zodiak 16 Desember 2025: Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces

Kondisi Finansial Zodiak 16 Desember 2025: Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces

Berikut ramalan kondisi finansial zodiak pada 16 Desember 2025 untuk enam zodiak terakhir, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces.
Selengkapnya

Viral

ADVERTISEMENT