"Karena dosis toksiknya di atas 4 gram per hari atau delapan tablet per hari. Berbeda dengan NSAID yang dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal bila digunakan dalam jangka waktu panjang, penggunaan paracetamol dalam jangka panjang relatif aman, tidak mengakibatkan ketergantungan seperti obat golongan opioid," beber dokter yang juga menjadi staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha (FK UKM) Bandung ini.
Golongan NSAID memang efektif meredakan berbagai nyeri akibat peradangan akut, termasuk pegal linu. Namun penggunaan dalam jangka panjang bisa menimbulkan tukak lambung.
"Tukak tersebut mungkin tidak terasa nyeri pada oma-opa namun tetap menimbulkan perdarahan sedikit-sedikit yang berkelanjutan. Bila jumlah darah yang keluar dari tukak tidak cukup banyak, warna kotoran (faeces) tidak akan berubah, sehingga oma-opa tidak menyadarinya. Perdarahan sedikit-sedikit dalam jangka waktu lebih dari seminggu akan menurunkan kadar hemoglobin (darah merah). Penurunan hemoglobin yang cukup bermakna inilah yang akan menimbulkan keluhan lemas, cepat lelah, dan bahkan jatuh kleyengan," tambah Vera.
Bahkan menurut dokter yang pernah bertugas di Royal Adelaide Hospital, Australia ini, konsumsi NSAID akan meningkatkan tekanan darah lansia yang dapat berdampak pada gagal jantung.
"Peningkatan tekanan darah pada oma-opa akan memperberat kerja pompa jantung dan menurunkan aliran darah ke ginjal. Dalam jangka panjang, efek ini akan memicu timbulnya gagal jantung dan gagal ginjal pada oma-opa, yang bersifat irreversibel (tidak membaik dengan penghentian penggunaan NSAID maupun memperbanyak minum)," ujarnya.
Mengingat efek samping NSAID dan kortikosteroid yang sangat serius, kedua golongan obat ini hanya boleh digunakan oleh lansia dalam jangka waktu singkat dan selalu di bawah pengawasan dokter. Resep yang diberikan oleh dokter seharusnya tidak boleh diulang sendiri. Namun kenyataannya, di Indonesia, sangatlah mudah untuk bagi pasien mengulang resep NSAID dan kortikosteroid.
"Yang lebih parah, kortikosteroid dapat diperoleh tanpa resep dengan harga sangat murah, sedemikian sehingga pengusaha dapat memasukkan kortikosteroid ke dalam kapsul (disebut jamu setelan) atau bahkan dicampur dengan cairan dalam botol lalu diklaim sebagai ramuan tradisional untuk menyembuhkan penyakit asam urat. Pencampuran ini tidak dilakukan oleh ahli farmasi sehingga dosisnya bukan milligram yang sangat kecil tapi ukurannya sendok. Akibatnya, sekali minum, dosis kortikosteroidnya sangat besar, ratusan kali melebihi kadar terapi yang dianjurkan, sehingga efek sampingnya jauh lebih mengerikan," kata Vera.
Load more