Bandung Barat, Jawa Barat – Ingin menikmati indahnya pemandangan bak Natural Bridge National Park di Virginia, Amerika Serikat? Enggak usah jauh-jauh ke sana, Anda bisa merasakan sensasi serupa di Puncak Tebing Gunung Hawu, di Kampung Cidadap, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Tempat wisata yang dikenal sebagai ajang pemacu adrenalin ini, tidak hanya menyuguhkan sensasi wisata anti-mainstream di tebing, tetapi juga menawarkan sejumlah spot cantik untuk memanjakan mata.
Begitu tiba di puncak tebing, Anda akan ditawarkan pemandangan hijau persawahan milik masyarakat sekitar serta perbukitan kapur yang indah. Tempat ini juga memiliki spot unik, yakni lubang besar di tengah tebing mirip Natural Bridge,
Ketua Pokdarwis (Kelompok sadar wisata) Karst Hawu, Hasan Husaeri mengatakan nge-tren-nya Gunung Hawu dimulai sekitar tahun 2014. Itu pun bukan dari sisi panjat tebing, tetapi lebih populer untuk hammock (ayunan) yang dipasang antartebing.
“Dari situlah, kemudian banyak yang bikin buat spot iklan maupun film,karena panjat tebing peminat masyarakatnya terbatas,sementara hammock bisa semua kalangan,” ujar Hasan Huseuri.
Dia menambahkan, secara geologi maupun morfologi bentukan Gunung Hawu, sangat jarang ditemukan belahan dunia manapun. Selain perbukitan dibentuk dari batuan karst, di antara tebing curam terdapat lubang gua menganga baik dari depan maupun atas. Tidak ubahnya seperti hawu dalam bahasa Sunda yang berarti tempat untuk memasak secara tradisional (tungku).
Keunikan dari kontur bebatuan karst inilah membuat Gunung Hawu berbeda dengan tebing-tebing lainnya.
“Kalau di Gunung Hawu, relatif bisa semua. Baik dari tingkat kesulitan buat tingkat pemula maupun mahir, bisa diaplikasikan,” ungkap Hasan.
Wisata Anti-mainstream
Selain keindahan panorama dan keunikannya, Gunung Hawu juga terkenal dengan aktivitas wisata anti-mainstream, salah satunya panjat tebing. Wisatawan juga bisa menikmati sensasi dikembangkan kegiatan lainnya. Seperti, hammock space net, rope jump, dan high line. Gunung Hawu belakangan ini juga banyak dikunjungi komunitas paralayang karena angin di sini relatif stabil.
Sementara itu, selain keunikan tebing Gunung Hawu juga menyimpan potensi lain di dalamnya, yakini gua sepanjang 30 meter yang berada di bagian puncak timur.
“Ditemukan gua ini, berawal dari masyarakat yang pernah mengambil sarang walet. Saat dipastikan, ternyata lubang gua itu berbentuk vertikal, masih ada stalaktit, dan kubah. anya saja cukup disayangkan, lubang gua tersebut sebagian sudah tertutup material bekas tambang,” kata Hasan.
Diusulkan untuk Jadi Geopark
Ada dua kepentingan untuk Gunung Hawu, antara konservasi pelestarian alam dan pertambangan. Bila pertambangan dihilangkan, ada masyarakat yang terdampak mata pencahariannya.
Sehingga pegiat lingkungan menawarkan solusi. Salah satunya membuka ekonomi baru, menjadikannya sebagai lokasi wisata. Sehingga masyarakat yang bergantung pada pertambangan, beralih ke wisata.
Saat ini mereka mendorong pemerintah pusat untuk bisa mengeluarkan kebijakan perlindungan, salah satunya menjadikan Gunung Hawu sebagai Kawasan Cagar Alam Geologi (KCAG)
“Itu salah satu yang yang kita dorong untuk bisa menjadi kawasan lindung dan pemanfaatnya untuk wisata alam. Dalam arti lebih ramah lingkungan. Meskipun wisata juga masih ada dampak kerusakan lingkungan, tapi ketika kita bandingkan antara wisata dan tambang itu sangat jauh,” pungkasnya. (Endra Kusumah/act)
Load more