Kolaborasi Sains dan Spiritualitas, Wujud Peran Sentral Tokoh Agama dalam Menjaga Hutan dan Masyarakat Adat
- Ammar Ramzi
Menurutnya menjaga kelestarian bumi merupakan perintah agama yang menolak kerusakan di muka bumi.
“Pelestarian lingkungan adalah ibadah. Merusak hutan berarti merusak kehidupan generasi mendatang,” ujar Sodikun.
Sementara itu Dr. Suhardin selaku anggota Advisory Council IRI Indonesia sekaligus Sekretaris LPLH SDA MUI Pusat menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari pembangunan gerakan moral dan spiritual yang berkelanjutan.
“Kita ingin memperkuat kapasitas pemuka agama agar mampu menjadi katalis perubahan di tingkat akar rumput. Sinergi antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keagamaan akan menghasilkan solusi yang lebih holistik,” jelasnya.
Deputi Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) bidang Politik dan Hukum Erasmus Cahyadi menyoroti bahwa masyarakat adat masih menghadapi diskriminasi, konflik wilayah, dan lemahnya pengakuan hukum akibat tumpang tindih kebijakan sektor serta kurangnya perlindungan hukum.
Ia mengkritisi investasi yang masuk ke wilayah adat karena kerap mengabaikan hak masyarakat, merusak ruang hidup, serta memicu kriminalisasi dan kerusakan budaya.
“UU Masyarakat Adat harus menjadi pijakan keadilan dan pengakuan sejati bagi komunitas adat di seluruh Indonesia,” tegasnya.
- Ammar Ramzi
Selain diskusi kebijakan kegiatan ini juga menghadirkan pembekalan ilmiah dari BMKG dan BRIN. Materi mencakup teknologi penginderaan jauh, prakiraan cuaca dan iklim, serta pemanfaatan data ilmiah dalam mendukung kebijakan kehutanan berbasis komunitas.
Ketua Tim Informasi Iklim BMKG Siswanto, PhD menyampaikan komitmen BMKG dalam mendukung pembangunan yang tangguh terhadap iklim lewat layanan berbasis sains, observasi, dan proyeksi jangka panjang.
BMKG kini mengoperasikan lebih dari 180 stasiun pemantauan dilengkapi teknologi satelit dan pemodelan numerik untuk menyediakan informasi prakiraan cuaca harian, peringatan dini cuaca ekstrem, hingga prediksi iklim dekade mendatang.
Inovasi seperti aplikasi API Khatulistiwa menjadi bagian dari sistem peringatan kebakaran hutan berbasis risiko yang memperkuat FDRS. BMKG juga turut aktif secara global dalam program pemantauan gas rumah kaca seperti GAW dan IG3IS WMO demi mencapai target Net Zero Emission tahun 2060.
Load more