Sumbawa Barat, NTB - Tradisi Barampok atau tinju, warisan leluhur masyarakat Suku Samawa di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, diramaikan ratusan peserta yang merupakan jawara atau petarung dari seluruh wilayah di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat, yang digelar di Gor Magaparang Taliwang, Sabtu (04/12/2021)
Bupati Sumbawa Barat, W Musyafirin, melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa Barat, Amar Nurmansyah, kepada tvonenews.com Sabtu (4/12) saat acara, menceritakan, barampok dulu digelar oleh masyarakat di Sumbawa, bersamaan dengan musim panen padi, sebagai suka cita keberhasilan panen.
“Ini merupakan tradisi Suku Samawa di Sumbawa dan Sumbawa Barat atau KSB. Konon, pada jaman kerajaan, berampok juga digelar untuk mencari pendekar kerajaan sebagai pengawal. Kalau sekarang ini, untuk perayaan karena panen padi yang berlimpah.” katanya
Kegiatan barampok kali ini digelar dalam rangkaian peringatan hari lahir Kabupaten Sumbawa Barat yang ke-18. "Untuk terus menjaga tradisi ini agar tidak punah, selain sebagai hiburan, juga untuk melestarikan kearifan lokal dan ajang silaturrahmi para jawara barampok," kata sekda.
Dalam lomba barompak terlihat para peserta masuk ke arena sambil mengangkat tangan yang menggenggam jerami atau ngumang. Ngumang ini bertanda, sedang mencari lawan tanding.
“Kita masuk arena sambil genggam jerami. Artinya lagi cari lawan tading biar bisa bertinju atau berampok,” kata Maulana Kasman Libia, salah seorang peserta asal Taliwang.
Layaknya tinju pada umumnya, kata Maulana, barompak juga ada wasit yang bertugas mengawal pertandingan. Usai berampok atau tinju, peserta langsung berpelukan, bersalaman saling memaafkan. Dalam betarung tak jarang peserta mengalami cedera seperti patah tangan, luka di wajah. Hanya saja dalam olahraga ini tak boleh ada rasa dendam.
Load more