Jakarta, tvOnenews.com - Bank Indonesia (BI) mengumumkan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik, Jumat (9/2/2023). Data ini berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini.
Berikut daftar perkembangan Nilai Tukar 30 Januari-2 Februari 2023:
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.090 per dolar AS
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,60%
- DXY menguat ke level 103,22
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 3,658%
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Sementara, pada pagi hari Jumat, 9 Februari 2023, Rupiah dibuka pada level (bid) Rp.15.100 per dolar AS, dan Yield SBN 10 tahun naik ke 6,65%.
Untuk aliran Modal Asing pada Minggu II Februari 2023, tercatat Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 86,55 bps per 9 Februari 2023 dari 79,15 bps per 3 Februari 2023.
Kemudian, berdasarkan data transaksi 6-9 Februari 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,59 triliun (jual neto Rp3,11 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp2,52 triliun di pasar saham).
Terakhir, selama tahun 2023, melansir dari data setelmen sampai dengan 9 Februari 2023, nonresiden beli neto Rp49,57 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp3,06 triliun di pasar saham.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” ujar, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono. (agr/aag)
Load more