Jakarta - Dalam melakukan bisnis tentunya tidak selamanya berjalan lancar. Apalagi kini dunia bisnis tengah dihadapkan dengan multi tantangan semakin berat yang bermula dari munculnya Covid-19.
Belum usai pandemi Covid-19, kini muncul pula disrupsi teknologi, tantangan ekonomi global, tekanan inflasi, perang Rusia - Ukraina, masalah energi dan ketahanan pangan, hingga kini mengemuka ancaman resesi global di 2023.
Menghadapi hal tersebut, pelaku bisnis dipaksa untuk mampu bertahan, bahkan bisa ‘berlari’ menghadapi semua tantangan.
SWA Media Group menyelenggarakan Conference & Virtual Awarding ‘Indonesia Best CFO 2022: The New CFO Roles as Business Transformer and Growth Initiator’.
Acara konferensi/webinar ini diawali dengan opening speaker oleh Kemal E. Gani selaku Group Chief Editor SWA Media dan star speaker Prof. Roy Sembel, Professor of Finance Management IPMI International Business School dengan topik ‘CFO’s Challenge in Fulfilling Customer Needs and Investor Expectation.’
Ada empat pembicara menarik yang dihadirkan dengan tema ‘The New CFO Roles as Business Transformer and Growth Initiator in Challenging Times’. Mereka masing-masing adalah Bukit Rahardjo - CFO PT Axa Financial Indonesia, Ramavito Mountaino - CFO PT Eden Pangan Indonesia (EdenFarm), Desiantien - Director of Finance and Administrations PT Pertamina Drilling Services Indonesia dan Budi Wahju Soesilo - Finance and General Affairs Director PT Petrokimia Gresik.
Dengan berbagai strategi pendanaan multicurrency dan hedging yang tepat, Budi Wahju Soesilo bisa membawa Petrokimia Gresik tetap meraup keuntungan tahun ini hingga Rp3 triliun di tengah kenaikan harga bahan baku dan tetap bisa menjadi instrumen untuk ketahanan pangan nasional.
“Kami menerapkan sejumlah terobosan seperti manajemen penagihan subsidi pupuk yang mempercepat pencairan dana subsidi di bulan berjalan, mempererat komunikasi dengan Kementerian Pertanian untuk pencairan subsidi, bekerja sama dengan perbankan untuk memberikan pendanaan kepada distributor-distributor sehingga penebusan pupuk untuk nilai yang tidak disubsidi pemerintah sudah bisa dilakukan secara langsung oleh distributor melalui pendanaan dari perbankan, dan Cost Reduction Program di semua lini,” tutur Budi Wahju Soesilo.
Diberitakan sebelumnya, organisasi atau perusahaan yang mampu mencetak rapor keuangan ciamik tentulah di bawah pengawasan Chief Executive Officer dan Chief Financial Officer (CFO) atau direktur keuangan yang jempolan.
Para CFO perusahaan menyikapi tantangan ini untuk mengakselerasi digitalisasi dan beragam program termutakhir serta memperluas perannya, yaitu sebagai penata arus kas (cash flow) dan mitra bisnis yang bersinergi dengan jajaran direksi dan karyawan.
Peran dan tanggungjawab CFO yang makin besar, maka posisi CFO pun makin strategis.
Di garda depan, CFO menjadi pendorong perubahan jangka panjang pada bisnis perusahaan, tidak hanya persoalan keuangan, melainkan juga memengaruhi teknologi, strategi sumber daya manusia dan peningkatan modal kerja.
Bahkan, berpengaruh dalam proses adaptasi bisnis terhadap perubahan serta penentu kemajuan perusahaan di masa depan. (ree)
Load more