Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan terdapat dana asing keluar sebesar 9,9 miliar dolar AS atau setara Rp148,11 triliun dari pasar obligasi negara emerging market alias pasar berkembang, termasuk Indonesia, sejak Januari hingga 22 September 2022.
"Seluruh emerging market mengalami arus modal keluar dari sisi obligasi yang terjadi baik akhir bulan lalu, tiga bulan lalu, dan sejak awal tahun," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa September 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (26/9/2022).
Ia menyebutkan kondisi tersebut dipicu oleh volatilitas pasar keuangan akibat dinamika global saat ini, khususnya disebabkan oleh kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, yang perlu terus diwaspadai.
Pasca pertemuan The Fed pada bulan Juli 2022, sempat terjadi sentimen positif karena kenaikan suku bunga acuan dan pertumbuhan ekonomi AS yang sesuai ekspektasi pasar. Dengan demikian hingga Agustus 2022, pasar obligasi Indonesia mencatatkan arus modal masuk sebesar Rp8,27 triliun.
Namun per September 2022, terjadi arus modal keluar dari pasar obligasi tanah air senilai Rp16,3 triliun. Portofolio investor global masih overweight terhadap obligasi Indonesia.
Kendati demikian, Sri Mulyani mengatakan kondisi tersebut tak terlalu mengguncang Indonesia lantaran kepemilikan surat berharga negara (SBN) di Indonesia kini kian didominasi oleh investor domestik.
Kepemilikan asing terhadap SBN Indonesia per 22 September 2022 hanya 14,7 persen, menurun tajam dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 38,57 persen
"Di satu sisi ini adalah menimbulkan stabilitas karena tidak kemudian mudah terguncang dengan arus modal asing yang keluar. Di sisi lain kita juga melihat bahwa pemegang obligasi kita sekarang didominasi oleh perbankan dan Bank Indonesia," ucap Bendahara Negara itu. (ant/ito)
Load more