Dalam kesempatan pelatihan diversifikasi olahan ikan tersebut, penyuluh perikanan turut berperan pula mendampingi peserta baik selama pelatihan ataupun pada pasca-pelatihan.
“Melalui pelatihan ini kami mendorong seluruh peserta untuk dapat berkecimpung di usaha olahan ikan, untuk meningkatkan investasi serta pemanfaatan teknologi, tentunya untuk menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan pasar saat ini,” papar Nyoman.
Dalam kegiatan tersebut,Anggota Komisi IV DPR RI, Dwita Ria Gunadi menyatakan pihaknya memberi motivasi kepada para peserta untuk mulai membuka usaha produk olahan ikan. “Proses pengolahan ini dapat memberi nilai tambah," katanya.
Ia menuturkan menu olahan ikan jadi bisa disimpan dan dijual dengan harga yang lebih tinggi sehingga para peserta diharapkan harus bisa menjadi pelaku ekonomi setelah mendapat pelatihan ini dan bersama-sama berjuang melawan stunting.
Lebih lanjut Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan kegiatan pelatihan ini juga mendorong Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), pasalnya AKI Provinsi Lampung saat ini masih 36,66 kg per kapita.
"Pada tahun 2022 ini KKP juga memfokuskan kegiatan Gemarikan melalui upaya penurunan angka stunting. Indonesia saat ini masih menghadapi permasalahan gizi di masyarakat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018, sebanyak 30,8 persen anak balita mengalami pertumbuhan stunting atau kerdil akibat kekurangan gizi kronis," jelasnya. (ant/ito)
Load more