Menteri UMKM Sentil Bea Cukai: Banjir Impor Ilegal Itu Karena Ada Oknum di Hulu
- tvOnenews.com/Abdul Gani Siregar
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menyoroti lemahnya pengawasan di tingkat hulu, terutama di lingkungan Bea Cukai, sebagai penyebab utama derasnya barang impor ilegal yang membanjiri pasar nasional.
Ia bahkan menduga praktik tersebut tidak mungkin terjadi tanpa keterlibatan oknum aparat.
“Ya pasti ada oknum (Bea Cukai) yang terlibat kan,” tegas Maman saat menghadiri BIG Conference 2025 bertajuk Arah Bisnis 2026: Menuju Kedaulatan Ekonomi di Raffles Hotel, Jakarta, Senin (8/12/2025).
Maman menyebut banjir barang ilegal bukan ulah mafia impor, melainkan akibat kelengahan pengawasan terhadap perusahaan ekspedisi dan kargo yang justru menjadi jalur masuk utama barang-barang tersebut.
“Ternyata salah satu penyebabnya [masuk barang impor ilegal] adalah tidak ada pengawasan yang ketat dan baik terhadap perusahaan-perusahaan ekspedisi dan kargo. Karena ini semua masuknya ini melalui perusahaan-perusahaan ekspedisi dan kargo-kargo kita,” ujarnya.
Menurutnya, perusahaan-perusahaan ekspedisi itu bisa membeli barang dalam jumlah besar langsung dari China, namun tidak ada kejelasan mengenai kualifikasi dan batasan jumlah barang yang boleh diimpor.
“Berapa kualifikasinya misalnya item barang A, berapa sih yang boleh diimpor? Apakah 10.000 item, 20.000 item, atau 30.000 item, atau 100.000 item? Ini nggak jelas nih,” katanya.
Maman menegaskan pemerintah berkomitmen melindungi pelaku usaha lokal. Namun kenyataannya, UMKM justru kian tertekan akibat besarnya volume impor ilegal yang masuk tanpa filter.
“Karena barang-barang impor yang masuk ini luar biasa besar dan mengerikan. Saya katakan sudah masuk dalam kategori yang mengerikan, dengan jumlah yang sangat banyak dan tidak tersaring secara fair dan objektif,” ungkapnya.
Ia menyebut bukti banjir impor ilegal terlihat jelas di platform digital, terutama TikTok, yang menjual berbagai produk impor, mulai dari sepatu, pakaian, hingga celana dengan jumlah yang tak wajar.
“Yang lebih mengerikan lagi ini barang-barang impor dari China. Dengan begitu mudahnya lho itu,” pungkas Maman. (agr/rpi)
Load more