Harga Bitcoin Terjun ke US$86.000! Penurunan Terdalam 7 Bulan, The Fed Hingga ETF Ritel Jadi Biang Kerok?
- tvOnenews.com/Wildan Mustofa
Jakarta, tvOnenews.com – Pasar kripto kembali bergolak. Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia, terjun bebas hingga menyentuh level US$86.000, titik terendah sejak April 2025. Koreksi tajam ini menandai tekanan besar yang datang dari sentimen global, kebijakan The Federal Reserve, hingga pergerakan dana investor ritel di ETF kripto.
Data CoinGecko pada Jumat (21/11/2025) menunjukkan Bitcoin anjlok lebih dari 6% dalam 24 jam, bergerak turun dari area US$92.000 ke sekitar US$86.100. Koreksi tersebut menyeret kapitalisasi pasar BTC turun ke US$1,72 triliun, sementara nilai pasar kripto global ikut menyusut menjadi US$2,97 triliun.
Ethereum (ETH) ikut terpukul hingga berada di kisaran US$2.800, anjlok sekitar 6% dalam sehari. Aset besar lainnya seperti BNB, XRP, dan Solana (SOL) juga mengalami penurunan di antara 4% hingga 6%.
Derivatif Kacau, Likuidasi Capai US$831 Juta
Di pasar derivatif, tekanan jual semakin terasa. CoinGlass mencatat likuidasi mencapai US$831 juta dalam 24 jam terakhir. Menariknya, posisi long mendominasi dengan kerugian lebih dari US$712 juta. Bitcoin dan Ethereum menjadi dua aset dengan dampak likuidasi terbesar, menunjukkan banyak trader yang terjebak di puncak harga sebelum koreksi semakin dalam.
Kebijakan The Fed Mendadak Hawkish, Sentimen Makro Memburuk
Salah satu pemicu terbesar kejatuhan Bitcoin berasal dari perubahan sikap The Federal Reserve. Forbes melaporkan (20/11/2025) bahwa pelaku pasar sebelumnya mengantisipasi pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Namun, pernyataan terbaru pejabat The Fed menyebutkan inflasi masih terlalu tinggi sehingga pemangkasan kemungkinan ditunda.
Data CME FedWatch memvalidasi sinyal tersebut. Hanya 37,6% pelaku pasar yang memperkirakan penurunan suku bunga 25 bps pada Desember. Sebaliknya, 62% lebih memperkirakan suku bunga tetap. Sebelumnya, peluang kedua skenario ini relatif seimbang.
Pudarnya ekspektasi pemangkasan suku bunga membuat investor memilih “mengurangi risiko”. Bitcoin, yang digolongkan sebagai aset berisiko tinggi, langsung menjadi sasaran aksi jual. Ketidakpastian global ini mempercepat tekanan di pasar spot maupun derivatif.
Investor Ritel Jualan Besar-Besaran di ETF Kripto
Tidak hanya faktor makro, aksi jual besar-besaran dari investor ritel juga menjadi penyebab utama koreksi pasar kripto. Menurut laporan The Block, analis JPMorgan menyebut tekanan terbesar pada November 2025 justru berasal dari investor non-kripto yang masuk lewat ETF Bitcoin dan Ethereum spot.
Sepanjang November, sekitar US$4 miliar mengalir keluar dari ETF BTC dan ETH. Angka ini memecahkan rekor arus keluar tertinggi yang sebelumnya terjadi pada Februari. Sebaliknya, ETF ekuitas justru mengalami arus masuk besar, mencapai US$96 miliar selama November.
Jika tren ini berlanjut hingga akhir bulan, analis memprediksi arus masuk ke ETF saham dapat menyentuh US$160 miliar. Fenomena ini menunjukkan investor ritel masih memisahkan kripto dan ekuitas sebagai dua kategori risiko yang berbeda, meski keduanya sama-sama volatil.
Mid-Cycle Wallet Turut Melepas BTC, Tekanan Makin Berat
Laporan VanEck menyoroti satu faktor tambahan: mid-cycle wallet—wallet yang terakhir berpindah kepemilikan dalam 1 hingga 5 tahun—mulai melepas Bitcoin dalam jumlah signifikan. Mereka merealisasikan keuntungan di tengah volatilitas yang meningkat, sehingga menambah tekanan jual di pasar spot.
Berbeda dengan mid-cycle wallet, pemegang jangka panjang (long-term holder) masih memilih bertahan dan belum menunjukkan pola distribusi besar. Namun, tekanan dari mid-cycle wallet cukup kuat untuk mendorong Bitcoin turun ke level terendah tujuh bulan terakhir.
Sentimen Pasar Merosot ke Zona Ketakutan Ekstrem
Indeks Fear and Greed kripto menunjukkan pasar berada dalam fase ketakutan ekstrem. Kondisi ini membuat banyak investor menahan diri untuk masuk ke aset berisiko, termasuk Bitcoin. Selama ketidakpastian makro belum mereda, pasar kripto berpotensi masih menghadapi volatilitas besar dalam waktu dekat.
Untuk saat ini, pasar menantikan pidato pejabat The Fed dan data ekonomi AS berikutnya, yang diperkirakan akan menjadi penentu arah Bitcoin selanjutnya. (nsp)
Load more