Komoditas Nikel Indonesia Menguat, Hilirisasi Jadi Kunci
- MIND ID
Kinerja positif ANTAM juga tercermin dari sisi keuangan. Pada kuartal III-2025, perusahaan mencatatkan penjualan bersih Rp72,03 triliun, tumbuh 67 persen dibandingkan Rp43,20 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Laba bersih melonjak hampir tiga kali lipat menjadi Rp6,61 triliun dari Rp2,23 triliun di 2024, sementara laba usaha meningkat menjadi Rp7,89 triliun dari Rp1,86 triliun.
Pertumbuhan ini turut disokong oleh kontribusi entitas asosiasi seperti PT Halmahera Persada Lygend (HPL) yang berfokus pada hilirisasi nikel sulfat untuk bahan baku baterai kendaraan listrik. Proyek Smelter Feronikel Halmahera Timur (P3FH) yang ditargetkan rampung pada 2026 akan menambah kapasitas produksi 13.500 ton nikel per tahun dan memperkuat rantai nilai baterai nasional.
Sementara itu, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membukukan pendapatan US$705,4 juta hingga September 2025, relatif stabil dibanding US$708,6 juta pada periode yang sama tahun lalu. Meski pendapatan sedikit terkoreksi, laba bersih naik menjadi US$52,45 juta dari US$51,11 juta di 2024. Produksi nikel matte mencapai 51.235 ton, naik tipis dari 50.531 ton tahun sebelumnya.
Vale kini memperkuat langkah hilirisasi melalui tiga proyek strategis di bawah payung Indonesia Growth Project (IGP) yang menjadi tulang punggung pengembangan industri nikel nasional. Pertama, IGP Pomalaa di Kolaka, Sulawesi Tenggara, yang digarap bersama Huayou dan Ford Motor Company, ditargetkan menghasilkan 120 ribu ton nikel per tahun dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP) sebagai bahan utama baterai EV.
Kedua, IGP Bahodopi di Morowali, Sulawesi Tengah, yang berfokus pada produksi nickel pig iron (NPI) sekitar 73 ribu ton per tahun untuk mendukung industri baja tahan karat nasional. Ketiga, IGP Sorowako di Luwu Timur, Sulawesi Selatan, yang mengembangkan fasilitas pengolahan berbasis teknologi HPAL untuk meningkatkan efisiensi produksi nikel matte dari tambang eksisting.
Ketiga proyek tersebut ditargetkan beroperasi komersial pada 2026–2028 dan menjadi bagian penting dari ekosistem hilirisasi yang tengah dibangun MIND ID. Dengan rantai bisnis terpadu dari hulu ke hilir mulai dari penambangan, pengolahan feronikel, hingga bahan baku baterai listrik MIND ID memainkan peran strategis dalam mendukung kebijakan hilirisasi nasional sekaligus transisi energi.
Load more