Gubernur Pram Akui Anak Muda Takut Nikah karena Belum Punya Hunian, Warga: Jakarta Mahal, Rumah Sendiri Itu Berat
- tvOnenews.com/Julio Trisaputra
Jakarta, tvOnenews.com - Pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengenai anak muda yang takut menikah karena sulit memiliki hunian mendapat respons dari warga.
Aryadita (28), yang saat ini belum menikah, mengaku setuju bahwa rumah menjadi pertimbangan penting sebelum memutuskan menikah.
“70 persen setuju. Karena kan buat menikah pasti butuh rumah sendiri. Nggak mungkin tinggal sama orang tua lagi,” ujar Dita saat ditemui tvOnenews.com, Kamis (11/9/2025).
Menurutnya, pernyataan gubernur tersebut sesuai dengan realita di Jakarta. Harga hunian di ibu kota sangat mahal, sementara opsi rumah terjangkau seperti KPR umumnya berada di daerah penyangga.
“Dan memang yang apa-apa gubernur katakan benar. Karena di Jakarta tuh huniannya mahal. Kalaupun murah semacam KPR itu kan rata-rata di daerah penyangga yang jauh dari Jakarta. Walaupun transportasinya udah bagus, tapi itu kayak take time banget buat ke Jakartanya. Terus lagi kalau di Jakarta pasti pilihan kita cuma antara ngontrak atau ngekos. Jadi kalau misalnya punya rumah sendiri emang cukup berat ya,” jelasnya.
Dita yang saat ini tinggal di Rusun Pasar Rumput, Jakarta Selatan, bersama saudaranya mengaku akan mencari hunian baru jika menikah nanti.
“Kalaupun menikah pasti nyari tempat lain gitu. Kalau misal dua-dua kerja di Jakarta, pasti belinya harusnya di Jakarta. Atau di daerah penyangga mau nggak mau. Tapi misal dua-duanya setuju di luar, ya gue juga nggak apa-apa banget sih. Misalnya harus tinggal di luar Jakarta. Karena masih Pulau Jawa gitu,” ungkapnya.
Ia berharap Pemprov DKI Jakarta dapat menyediakan lebih banyak program hunian untuk generasi muda, baik berupa rusunawa maupun subsidi rumah.
“Iya, harapannya sih bisa menyediakan lebih banyak rumah. Atau rusunawa juga nggak apa-apa sih. Atau bisa mungkin ada program subsidi rumah. Untuk meringankan beban-beban milenial dan gen Z yang mau menikah dan mencari rumah,” kata Dita.
Menurutnya, program hunian vertikal seperti di Pondok Kelapa dan Cilangkap bisa jadi solusi konkret.
Load more