Asing Soroti Purbaya Gantikan Sri Mulyani, Kredibilitas Fiskal RI Dipertanyakan
- Kolase LPS & Instagram/@smindrawati
Jakarta, tvOnenews.com – Pergantian Menteri Keuangan (Menkeu) dari Sri Mulyani Indrawati ke Purbaya Yudhi Sadewa terus menjadi sorotan. Sejumlah analis internasional menilai reshuffle yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto berpotensi membawa perubahan besar terhadap arah kebijakan fiskal Indonesia.
Pada artikel berjudul “Analyst Reactions to Indonesia Naming New Finance Minister” di Reuters pada Senin (8/9/2025), analis Capital Economics Jason Tuvey menyuarakan keprihatinannya. Menurutnya, pencopotan Sri Mulyani bisa membuka jalan bagi pelonggaran aturan fiskal sekaligus meningkatkan tekanan pada Bank Indonesia untuk mendukung agenda pemerintah.
“Risikonya adalah menteri baru mungkin lebih patuh pada keinginan presiden,” ujar Tuvey, sembari menekankan bahwa arah kebijakan fiskal Purbaya masih belum jelas.
Tantangan Program Makan Siang Gratis dan Belanja Pertahanan
Pandangan senada datang dari Trinh Nguyen, analis Natixis. Ia menyoroti beban besar yang akan dihadapi Purbaya, terutama dalam pembiayaan program makan siang gratis yang menjadi prioritas Presiden Prabowo.
Nguyen membandingkan dengan Sri Mulyani yang sebelumnya bisa menutup kebutuhan anggaran dengan memangkas belanja lain secara agresif. Menurutnya, tantangan kini semakin berat karena pemerintah juga meningkatkan belanja pertahanan.
“Bagaimana menteri baru akan membiayai program ini sambil juga meningkatkan belanja pertahanan tanpa menciptakan defisit yang lebih besar?,” tanyanya.
Rupiah Bergejolak, Pasar Tunggu Kepastian
Sementara itu, Saktiandi Supaat, analis Maybank, mencatat adanya reaksi tajam di pasar valuta asing sesaat setelah pengumuman reshuffle. Namun, ia menilai hal itu wajar mengingat reputasi besar yang dimiliki Sri Mulyani di mata investor global.
“Ada kekhawatiran yang pasti tentang kebijakan fiskal di masa depan dan pasar akan menunggu pernyataan dari Menteri Keuangan yang baru,” jelasnya.
Menurut Supaat, kepercayaan pasar tidak bisa dibangun seketika. Purbaya dituntut segera memberikan sinyal jelas mengenai arah kebijakan untuk meredakan gejolak rupiah.
Era Kredibilitas Fiskal Dinilai Berakhir
Lebih keras lagi, analis SGMC Capital Mohit Mirpuri menyebut mundurnya Sri Mulyani sebagai akhir dari era kredibilitas fiskal Indonesia.
“Kepergian Mulyani adalah akhir dari era kredibilitas fiskal,” ujarnya.
Pernyataan ini menegaskan bahwa peran Sri Mulyani selama dua dekade terakhir bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang kepercayaan internasional terhadap disiplin fiskal Indonesia.
Investor Global Mulai Waspada
Analis SMBC, Ryota Abe, bahkan memperingatkan dampak lebih serius. Menurutnya, hilangnya figur Sri Mulyani bisa merusak posisi fiskal Indonesia dan mengguncang kepercayaan investor global dalam jangka pendek.
“Kepergian Sri Mulyani akan menyebabkan kerusakan signifikan pada posisi fiskal Indonesia dan kepercayaan investor global dalam jangka pendek,” tegasnya.
Abe juga mengantisipasi Bank Indonesia akan lebih aktif melakukan intervensi guna menjaga stabilitas rupiah yang rawan tekanan.
Menanti Gebrakan Purbaya
Meski berbagai analis asing memberi catatan kritis, sebagian pelaku pasar menilai situasi ini belum final. Pasar masih menunggu pernyataan resmi dari Purbaya Yudhi Sadewa mengenai strategi fiskal ke depan.
Keberhasilan Purbaya diyakini akan ditentukan oleh kemampuannya menyeimbangkan ambisi politik Presiden Prabowo, terutama program sosial dan pertahanan, dengan disiplin fiskal yang menjadi pegangan investor.
Hingga ada kejelasan arah kebijakan, pasar akan tetap berada dalam posisi wait and see, dengan volatilitas rupiah dan pasar modal yang masih mungkin berlanjut. (nsp)
Load more