Pasar Tunggu Gebrakan Menkeu Baru, IHSG Diprediksi Koreksi ke 7.630
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com – Pasar modal Tanah Air diperkirakan bergerak lesu pada perdagangan Selasa (9/9/2025). Pelaku pasar disebut masih bersikap wait and see terhadap arah kebijakan para menteri baru hasil reshuffle kabinet Presiden Prabowo Subianto, terutama di sektor keuangan.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan melanjutkan tren koreksi.
“Dalam jangka pendek, IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan dan menguji level support di 7.630–7.650,” jelas Ratna dalam riset harian di Jakarta, Selasa.
Efek Reshuffle dan Menteri Keuangan Baru
Salah satu sorotan utama pasar adalah penunjukan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani. Meski memiliki rekam jejak panjang di dunia ekonomi dan pemerintahan, pelaku pasar masih menanti kepastian arah kebijakan fiskal yang akan ditempuh.
“Pelaku pasar akan mencermati kebijakan pejabat baru, apakah sejalan dengan ekspektasi pasar dan memberi dampak positif terhadap ekonomi. Untuk saat ini, koreksi bisa saja hanya bersifat kepanikan sesaat,” lanjut Ratna.
Kekhawatiran investor muncul karena setiap pergantian pejabat di posisi strategis kerap menimbulkan ketidakpastian, terutama terkait arah APBN, defisit, hingga stimulus fiskal.
Faktor Domestik: Cadangan Devisa Turun
Selain faktor politik, data cadangan devisa juga menjadi perhatian. Cadangan devisa Indonesia per Agustus 2025 tercatat 150,7 miliar dolar AS, turun dari 152 miliar dolar AS di Juli. Penurunan ini dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri serta intervensi Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah fluktuasi global.
Meski masih cukup tinggi, pelemahan cadangan devisa memberi sinyal bahwa BI terus bekerja keras menghadapi tekanan eksternal, termasuk pergerakan mata uang global.
Faktor Global: Sinyal dari The Fed
Dari luar negeri, perhatian tertuju pada data ketenagakerjaan Amerika Serikat. Non-Farm Payrolls (NFP) Agustus 2025 hanya mencatat 22.000, jauh di bawah perkiraan 75.000.
Data ini meningkatkan peluang The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan dalam rapat FOMC 16–17 September 2025. Namun, di sisi lain juga menimbulkan kekhawatiran baru: potensi perlambatan ekonomi AS.
“Bagi pasar global, ekspektasi penurunan suku bunga adalah kabar baik. Tapi jika ekonomi AS benar-benar melambat, risiko resesi bisa memberi tekanan lebih luas,” jelas Ratna.
Load more