RI Incar Tarif 0 Persen untuk Kakao, Kopi, hingga Sawit yang Masuk Pasar AS
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah Indonesia menargetkan agar sejumlah komoditas unggulan seperti kakao, kopi, dan minyak kelapa sawit dapat masuk ke pasar Amerika Serikat (AS) tanpa dikenakan tarif impor.
Hal ini tengah diupayakan melalui negosiasi intensif dengan otoritas perdagangan AS.
Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menjelaskan bahwa tim perunding Indonesia terus berupaya agar komoditas yang tidak diproduksi di Negeri Paman Sam bisa mendapatkan pembebasan bea masuk.
Menurutnya, peluang ini sangat penting karena langsung berdampak pada peningkatan ekspor nasional.
"Tinggal nunggu, nanti kita targetkan itu tarifnya nggak kena yang resiprokal, tapi bisa kita usahakan untuk negosiasi sampai 0 persen. Itu lebih penting karena itu kan konkret ada potensi ekspornya," ujar Susi di Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Ia memaparkan, selain kakao, kopi, dan minyak kelapa sawit, sejumlah mineral kritis juga memiliki nilai ekspor yang tinggi dan berpotensi mendapat fasilitas tarif nol persen.
Pemerintah bahkan telah mengirimkan daftar komoditas prioritas kepada Kantor Perwakilan Dagang AS atau United States Trade Representative (USTR) sebagai bagian dari proses negosiasi.
"Itu kita yang sudah mengajukan list program komoditasnya, termasuk kakao, kopi, sawit, kemudian produk-produk mineral semuanya," katanya.
Saat ini, tarif resiprokal sebesar 19 persen antara Indonesia dan AS resmi berlaku, bersamaan dengan kebijakan serupa yang diberlakukan AS kepada 92 negara lainnya.
Meski demikian, tarif Indonesia tergolong salah satu yang terendah di Asia Tenggara, hanya kalah dari Singapura yang mendapatkan tarif 10 persen.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa beberapa komoditas seperti konsentrat tembaga (copper concentrate) dan katoda tembaga (copper cathode) telah mendapatkan pembebasan tarif impor nol persen.
Kebijakan ini merupakan hasil pembahasan strategis terkait perdagangan mineral antara kedua negara.
Pemerintah, kini mendorong agar lebih banyak komoditas strategis mendapat perlakuan serupa, di antaranya minyak kelapa sawit mentah (CPO), karet, kayu meranti, serta produk turunan tembaga.
Upaya tersebut diharapkan dapat memperluas akses pasar produk Indonesia di AS, meningkatkan daya saing ekspor, serta memperkuat hubungan dagang kedua negara dalam jangka panjang. (ant/rpi)
Load more