Indonesia Mantap Jadi Pemimpin Energi Bersih Regional Melalui IndoEBTKE ConEx 2025
- Ist
Jakarta, tvOnenews.com - Indonesia saat ini dinilai memiliki modal kuat untuk memimpin transisi energi bersih di kawasan Asia Tenggara.
Melihat posisi geografis yang strategis dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia berambisi menjadi pusat pengembangan energi terbarukan di kawasan.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memainkan peran penting dalam upaya dekarbonisasi di level regional. Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Dengan potensi besar dan dukungan ekosistem energi bersih yang terus berkembang, Indonesia berada dalam posisi yang tepat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hijau sekaligus memperkuat kerja sama lintas negara di sektor energi.
Potensi energi terbarukan Indonesia mencakup sekitar 40% cadangan panas bumi dunia (24 GW), potensi energi surya sebesar 3.286 GW, energi angin 155 GW, tenaga air 95 GW, bioenergi 57 GW, dan energi laut 20 GW.
Selain itu, Indonesia juga menguasai 42% cadangan nikel global, yang menjadi bahan utama dalam produksi baterai dan sistem penyimpanan energi. Keunggulan ini menempatkan Indonesia sebagai pemain utama dalam rantai pasok global teknologi energi bersih.
Tak hanya kekayaan sumber daya, posisi geopolitik Indonesia yang kuat di ASEAN menjadikannya sebagai penghubung strategis bagi perdagangan energi bersih dan kolaborasi regional di sektor ini.
IndoEBTKE ConEx 2025: Forum Kolaborasi Transformasi Energi
IndoEBTKE ConEx merupakan konferensi energi terbarukan dan konservasi energi terbesar di Asia Tenggara. Edisi ke-12 tahun ini akan digelar pada 26-28 November 2025 di Nusantara International Convention Exhibition (NICE), PIK 2.
Acara ini diselenggarakan oleh METI (Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia) dan MASKEEI (Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia), dengan dukungan dari lima asosiasi energi lainnya.
Mengangkat tema “Positioning Indonesia as a Regional Green Powerhouse to Support Indonesia Emas 2045”, konferensi ini bukan hanya ajang berbagi pengetahuan, tetapi juga sarana membangun kolaborasi lintas sektor dan negara untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi hijau.
Ketua III METI, Widi Pancono, menekankan perlunya strategi pembiayaan yang inovatif guna mendukung percepatan energi bersih. "Melalui IndoEBTKE ConEx 2025, kami mendorong sinergi antara sektor publik, swasta nasional, dan mitra internasional. Kita ingin membangun ekosistem energi bersih yang terkoneksi secara global, inklusif, dan tangguh,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (29/7/2025).
Sementara itu, Ketua Umum MASKEEI, Andhika Prastawa, menyoroti pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat akan konservasi energi. "MASKEEI bersama METI menyelenggarakan IndoEBTKE dengan harapan konservasi energi menjadi awareness bagi masyarakat. Tema ini dipilih secara strategis untuk mendukung agenda pemerintah dalam mewujudkan transisi energi berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045," jelasnya.
Ketua Panitia Pelaksana, Mada Ayu Habsari, mengatakan bahwa pendekatan IndoEBTKE tahun ini akan lebih terbuka dan kolaboratif, dan sekaligus menjadi bagian dari "Indonesia Clean Energy Week".
FGD: Persiapan Strategis Menuju IndoEBTKE ConEx 2025
Sebagai bagian dari rangkaian acara, Focus Group Discussion (FGD) telah digelar pada 24 Juli 2025. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama dengan Boston Consulting Group (BCG) sebagai Knowledge Partner yang menghadirkan wawasan dan keahlian global ke dalam forum diskusi.
FGD tersebut menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pelaku industri energi konvensional dan terbarukan, perusahaan multinasional, startup, investor, pembuat kebijakan, hingga perwakilan dari lembaga negara dan kedutaan.
"Melihat kesuksesan EBTKE ConEx sebelumnya di 2023, berbagai poin diskusi telah kami rangkum dalam Whitebook dan kami rekomendasikan kepada para pemangku kepentingan, itulah semangat yang terus kami bawa melalui platform ini," kata Ketua Komite The 12th IndoEBTKE ConEx 2025, Eka Satria.
Eka juga menyebutkan bahwa FGD ini menjadi langkah awal untuk memastikan topik yang dibahas dalam acara puncak di bulan November benar-benar relevan dan berdampak bagi industri.
"Dengan demikian, forum ini dapat berkontribusi nyata dalam mendorong Indonesia mengambil peran sentral sebagai regional powerhouse di bidang energi terbarukan," tambahnya.
FGD membahas empat pokok bahasan utama: pertama, hasil konkret yang harus dihasilkan dari EBTKE ConEx 2025 bagi industri; kedua, kontribusi sektor swasta dalam mendukung implementasi RUPTL hijau; ketiga, peluang regional untuk memperkuat posisi Indonesia dalam integrasi ekonomi ASEAN; dan keempat, identifikasi hambatan transisi energi serta solusi mengatasinya.
Jalan Menuju Indonesia Emas 2045
The 12th IndoEBTKE ConEx 2025 dirancang sebagai forum strategis, lebih dari sekadar konferensi energi. Acara ini akan memetakan arah kebijakan energi bersih Indonesia, menjadi ajang pengumuman komitmen strategis, serta mempertemukan berbagai pihak untuk membentuk kemitraan baru dan menampilkan inovasi terbaru.
Pada penyelenggaraannya nanti, forum ini akan menampilkan pidato kunci dari tokoh global, diskusi panel para ahli, pameran teknologi terbaru, hingga sesi jejaring yang mempertemukan pelaku industri dan investor.
Selain menjadi langkah konkret mempercepat transisi energi, acara ini juga memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan investasi yang menarik di sektor energi bersih. Dengan menunjukkan komitmen tinggi terhadap kolaborasi multistakeholder dan target energi nasional, Indonesia semakin dipercaya sebagai mitra strategis global. (rpi)
Load more