Airlangga Sebut 5 Perusahaan Besar AS Antre Investasi di RI, dari Microsoft hingga Amazon
- tvOnenews.com/Airlangga Hartarto
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan sejumlah perusahaan besar asal Amerika Serikat (AS) menyampaikan komitmen investasi di Indonesia.
Investasi tersebut mencakup sektor energi bersih, teknologi digital, hingga layanan kesehatan.
“Amerika Serikat adalah salah satu mitra dagang utama Indonesia, dengan pangsa ekspor mencapai 11,2 persen. Kemudian untuk penanaman modal, AS juga masuk top 5 (investor) di tahun lalu, dengan nilai mencapai 3,7 miliar dolar AS,” ujar Airlangga, dikutip Jumat (25/7/2025).
Dia menyebut, komitmen investasi terbaru dari AS menunjukkan kepercayaan yang kuat terhadap prospek ekonomi Indonesia, terutama setelah kesepakatan Agreement on Reciprocal Trade antara kedua negara.
Salah satu komitmen terbesar datang dari Exxon Mobil yang tengah menjajaki pembangunan fasilitas carbon capture and storage (CCS) senilai USD 10 miliar.
Di sektor teknologi, perusahaan raksasa seperti Oracle, Microsoft, dan Amazon juga menyampaikan minat untuk memperluas operasionalnya di Indonesia.
Oracle berencana menanamkan investasi sebesar 6 miliar dolar AS untuk proyek pusat data (data center), kemudian Microsoft akan membangun infrastruktur cloud dan akal imitasi (AI) senilai 1,7 miliar dolar AS.
Sementara Amazon juga akan memperkuat pengembangan fasilitas AI dan cloud dengan nilai investasi mencapai 5 miliar dolar AS.
Selanjutnya di sektor kesehatan, General Electric melalui GE Healthcare akan bekerja sama dengan Kalbe Farma untuk membangun pabrik CT Scan pertama di Indonesia yang berlokasi di Jawa Barat. Investasi tahap awal proyek ini diperkirakan mencapai 178 miliar dolar AS.
"Sehingga apa yang dilakukan pemerintah bekerja sama dengan Amerika adalah menjaga keseimbangan internal dan eksternal, agar neraca perdagangan tetap terjaga dan penciptaan lapangan kerja bisa terjamin," tutur Airlangga.
Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan pemerintah dalam menegosiasikan kesepakatan dagang dengan AS turut menyelamatkan sekitar satu juta buruh di sektor padat karya dari ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Kalau (tarif resiprokal) 32 persen artinya tidak ada dagang. Kalau 32 persen sama dengan embargo dagang dan itu 1 juta pekerja di sektor padat karya bisa terkena hal yang tidak kita inginkan," jelasnya.
Load more