Pertamina Bawa Kopi Petani Kamojang Tembus Pasar Asia dan Eropa dengan Teknologi Geothermal Dry House
- Pertamina
‘Geothermal Dry House’ mampu mempercepat proses pengeringan hingga tiga kali lipat, sehingga biaya operasional lebih hemat dan kapasitas produksi meningkat. Hasil akhirnya adalah biji kopi dengan cita rasa lebih kaya dan aroma lebih kuat dibandingkan metode konvensional. Lewat pendekatan ramah lingkungan berbasis energi bersih, kopi Kamojang hadir sebagai produk hijau bernilai tinggi yang siap bersaing di pasar global.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi mengatakan, kegiatan panen bersama ini menjadi wujud nyata bahwa panas bumi tak hanya dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik, tetapi juga mampu menggerakkan roda perekonomian desa dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
“Semangat para petani kopi di Kamojang menjadi inspirasi bagi PGE untuk terus menghadirkan inovasi yang memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat. Kami percaya bahwa pengembangan energi hijau dari panas bumi seharusnya tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan energi nasional, tetapi juga dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar. Oleh karena itu, kami berkomitmen membangun ekosistem berkelanjutan yang mendorong terciptanya ekonomi sirkular berbasis energi panas bumi, agar manfaatnya bisa dirasakan secara merata dan berkelanjutan oleh semua pihak,” jelasnya.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menambahkan, inovasi pemanfaatan teknologi untuk memberdayakan petani kopi hingga ketingkat global dari PGE Pertamina Group sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo yakni memperkuat pembangunan teknologi. “Inovasi untuk petani kopi juga bagjan dari upaya Pertamina meningkatkan produk lokal ke tingkat global,” jelas Fadjar.
Saat ini, PGE bermitra dengan 18 kelompok tani dan memberdayakan 312 petani kopi lokal dengan luas lahan mencapai 80 hektar yang terletak di sekitar WKP PGE Kamojang melalui program 'Geothermal Coffee Process’ (GCP). Sepanjang 2024, total penjualan mencapai 4,9 ton green beans, 640 kilogram roasted beans, dan 17.500 bungkus ground coffee, menghasilkan omzet sebesar Rp 863,9 juta.
Lebih dari itu, panen bersama ini sekaligus menandai ekspor perdana kopi panas bumi dengan total volume ekspor mencapai 15 ton ke Asia dan Eropa. Langkah ini menjadi bentuk pengakuan internasional terhadap kualitas kopi Kamojang, sekaligus implementasi penerapan ekonomi sirkular berbasis energi bersih.
Load more