Janji Bahlil akan Sulap Lubang Tambang di Maluku Utara jadi Proyek Perikanan, Sebut Sebagai Diversifikasi Hilirisasi
- Sekretariat Presiden
Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyusun strategi pengembangan sektor ekonomi baru di wilayah bekas tambang, khususnya di Maluku Utara.
Salah satu rencananya adalah memanfaatkan lubang eks-tambang untuk sektor perikanan dan perkebunan dalam delapan tahun ke depan.
Hal itu disampaikan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat menghadiri peletakan batu pertama proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH), Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).
Upaya tersebut disebut sebagai bagian dari diversifikasi hilirisasi pasca-tambang yang lebih berkelanjutan. Dengan begitu, roda perekonomian masyarakat harapannya tetap berjalan meski aktivitas pertambangan telah usai.
“Nah, untuk Maluku Utara lewat proyek ini pada tahun ke-8 atau ke-9 mereka akan melakukan proses untuk membangun pusat ekonomi baru di sektor perikanan dan perkebunan dengan memanfaatkan lahan-lahan ekstambang,” ucap Bahlil.
Ia menegaskan, diversifikasi diperlukan agar wilayah yang sebelumnya bergantung pada tambang tetap memiliki sumber ekonomi baru pasca-eksplorasi.
Menurut Bahlil, pemerintah tidak ingin Indonesia mengalami resource curse atau kutukan sumber daya alam, di mana kegiatan ekonomi berhenti begitu sektor pertambangan ditutup.
“Artinya, setelah tambang ini selesai, harus ada diversifikasi hilirisasi apa yang akan kita bangun,” kata Bahlil.
Sebelumnya, dalam Jakarta Geopolitical Forum IX/2025 yang diselenggarakan Lemhannas RI pada Selasa (24/6), Bahlil juga menyampaikan bahwa pemerintah sedang merancang peta jalan hilirisasi pasca-tambang sebagai bagian dari komitmen jangka panjang.
Peta jalan tersebut akan dijalankan saat cadangan nikel nasional mulai menipis dalam 10 hingga 30 tahun mendatang.
“Jangan anggap bahwa setelah tambang selesai, kami selesai. Jangan ajari kami, kami yang paling tahu tentang tujuan negara kami,” kata Bahlil.
Selain nikel, Indonesia juga memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan di lahan bekas tambang batu bara.
Berdasarkan data laporan Global Energy Monitor (GEM) berjudul Bright Side of the Mine menunjukkan, Indonesia berada di peringkat kedua dunia dalam potensi energi surya di bekas tambang, dengan kapasitas hingga 59,45 gigawatt (GW).
Load more