Diterjang Banjir hingga Insiden Keselamatan di Tambang Batu Bara, Operasional Buma (DOID) Jeblok: Rugi Naik dan Pendapatan Rontok
- Buma International
Akibatnya, volume pekerjaan Buma menurun, yang berdampak pada pendapatan perusahaan.
Gangguan operasional sepanjang kuartal berdampak signifikan terhadap kinerja produksi, dengan volume overburden removal turun 26% YoY menjadi 101 juta BCM, dan membuat produksi batu bara turun 17% menjadi 18 juta ton.
Penurunan volume ini menyebabkan penurunan pendapatan sebesar 17% menjadi US$352 juta. Selain penurunan produksi, biaya Ramp-Up, yang sebagian besar bersifat tetap, di lokasi-lokasi pertumbuhan Grup, juga menekan profitabilitas, dan berkontribusi pada penurunan EBITDA sebesar 82% menjadi US$14 juta.
Akibatnya, Grup mencatatkan rugi bersih sebesar US$70 juta pada kuartal ini, dibandingkan kerugian sebesar US$19 juta pada periode yang sama tahun lalu.
“Kinerja Grup pada kuartal pertama 2025 dipengaruhi oleh tantangan operasional besar yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berada di luar kendali kami. Kami menghadapi tantangan ini dengan respons yang cepat dan tegas di Indonesia, Australia, dan Amerika Serikat, melalui penerapan kebijakan alokasi modal yang lebih disiplin, implementasi program efisiensi di seluruh grup, serta percepatan peningkatan produktivitas di area-area kunci," kata Direktur Buma Iwan Fuad Salim dalam laporan yang sama.
"Berkat langkah-langkah tersebut, Grup mencatatkan perbaikan kinerja di kuartal kedua, menempatkan kami kembali ke jalur yang tepat. Kami tetap yakin akan kemampuan kami untuk memulihkan momentum dan menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan," sambungnya.
Meski menghadapi tantangan ini, Buma tetap menyampaikan optimismenya. Perusahaan kontraktor tambang batu bara itu kini tengah menjajaki peluang diversifikasi layanan dan ekspansi ke proyek baru untuk mengurangi ketergantungan pada klien tertentu. (rpi)
Load more