BEI Kajian Lot Saham Turun Jadi di Bawah 100 Lembar, Transaksi Bisa Makin Gencar!

Jakarta, tvOnenews.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah membuka opsi untuk menurunkan jumlah satuan lot saham dari standar saat ini, yaitu 100 lembar per lot. Langkah ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk meningkatkan likuiditas pasar, frekuensi transaksi, dan kenyamanan investor, terutama ritel.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menjelaskan bahwa kajian penurunan lot saham ini mengacu pada praktik global yang sudah diterapkan di sejumlah bursa utama dunia di Asia, Eropa, hingga Amerika Serikat.

“Latar belakangnya adalah untuk meningkatkan pendalaman pasar, peningkatan likuiditas dan kenyamanan investor,” ujar Jeffrey, Jumat (20/6/2025).

Masih Tahap Kajian Awal, Waktu Implementasi Belum Ditetapkan

Meski rencana ini tengah dibahas intensif, BEI belum menetapkan waktu pasti kapan kebijakan penurunan lot akan diterapkan. Opsi ini masih berada dalam tahap kajian awal, termasuk dengan melibatkan survei kepada para pemangku kepentingan pasar modal.

Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy menyebut, kajian penurunan satuan lot juga dibarengi dengan wacana penambahan jam perdagangan. Tujuannya tak lain untuk memperkuat pelayanan dan mendongkrak volume aktivitas investor di pasar modal.

“Dampak yang sudah jelas bila lot size dikecilin adalah frekuensi trading meningkat,” ucap Irvan.

Investor Ritel Diuntungkan, Literasi Pasar Bisa Meningkat

Analis senior Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama, menilai kebijakan ini dapat menjadi sarana efektif dalam meningkatkan literasi dan edukasi keuangan masyarakat.

Penurunan satuan lot saham akan membuat akses investasi makin terjangkau bagi kalangan pemula dan milenial. Selain itu, peningkatan likuiditas berpotensi mendorong kapitalisasi pasar emiten.

“Ini akan memiliki dampak progresif. Jika likuiditas meningkat, maka kinerja market cap juga akan ikut terdongkrak,” jelas Nafan.

Jika diterapkan, langkah ini berpotensi menjadikan BEI lebih inklusif dan kompetitif, seiring dengan meningkatnya minat publik terhadap investasi saham ritel. (nsp)