Diresmikan Prabowo dan PM Singapura, Kawasan Industri Hijau Kepri Raup Investasi Rp160 Triliun
- tvOnenews.com/Rilo Pambudi
Jakarta, tvOnenews.com – Indonesia dan Singapura resmi menyepakati pembangunan Kawasan Industri Hijau Terintegrasi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Komitmen besar ini dikukuhkan lewat penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Menteri ESDM RI Bahlil Lahadalia dan Menteri Energi serta Ilmu Pengetahuan & Teknologi Singapura Tan See Leng. Seremoni berlangsung di Singapura, Senin (16/6), disaksikan langsung Presiden RI Prabowo Subianto dan PM Singapura Lawrence Wong.
Proyek kawasan industri hijau ini bukan sembarang kerja sama. Nilai investasinya ditaksir tembus USD10 miliar atau setara Rp160 triliun, dan akan berlokasi strategis di Karimun dan Bintan. Dua titik ini dipilih karena dekat dengan Singapura, mitra dagang utama dalam transisi energi kawasan.
“Arahan Presiden jelas: kerja sama harus win-win. Kita bangun kawasan industri untuk hilirisasi berbasis energi baru terbarukan,” tegas Bahlil Lahadalia dalam keterangan tertulisnya kala di Singapura.
Industri Hijau, Emisi Rendah
Kawasan ini akan menjadi pionir kawasan industri dengan pasokan listrik lintas batas berbasis energi bersih. Untuk menekan emisi karbon, Indonesia dan Singapura juga menyepakati penerapan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) yang dituangkan dalam MoU terpisah.
Menurut Bahlil, kerja sama ini membuka jalan bagi peningkatan pemanfaatan energi surya dan panas bumi nasional, sekaligus menciptakan peluang ekspor listrik bersih ke pasar luar negeri.
“CCS akan jadi solusi bagi industri yang sulit dekarbonisasi. Ini bukan hanya soal investasi, tapi juga arah pembangunan hijau Indonesia,” jelasnya.
Industri Panel Surya Dibangun di RI
Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa proyek ini tak boleh jadi ajang outsourcing teknologi semata. Syarat mutlak dalam kesepakatan: hilirisasi wajib dilakukan di Indonesia.
“Industri panel surya dan kabel akan dibangun di Indonesia. Bukan sekadar rakit, tapi dari hulu ke hilir,” ungkap Bahlil.
Proyek ini ditargetkan membuka ribuan lapangan kerja dan menjadi model ekonomi rendah karbon yang bisa ditiru kawasan lain. Tak hanya itu, kawasan industri hijau ini juga diharapkan menarik transfer teknologi energi canggih dari Singapura dan mitra global.
Hasil Pembahasan Intensif
Penandatanganan ini menjadi puncak dari serangkaian pembahasan teknis antara kedua negara yang juga menjadi agenda utama dalam Leaders' Retreat Indonesia-Singapura. Fokusnya: percepatan realisasi investasi sektor energi hijau dan kerja sama strategis lintas batas.
Sebelumnya, pada 13 Juni lalu, Indonesia dan Singapura juga telah menandatangani tiga MoU penting:
-
MoU Zona Industri Berkelanjutan (Sustainable Industrial Zone/SIZ)
-
MoU Interkoneksi dan Perdagangan Listrik Lintas Batas
-
MoU Teknologi Energi Terbarukan, Efisiensi Energi dan CCS Lintas Batas
Kerja sama ini mempertegas posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam ekonomi hijau Asia Tenggara, sekaligus menjawab tantangan global soal perubahan iklim dengan solusi konkret, berdampak, dan berpihak pada rakyat. (nsp)
Load more