Kemdiktisaintek Gelontorkan Dana Rp1,47 Triliun untuk Riset Kampus dan Pengabdian Masyarakat, 60.000 Proposal Sudah Masuk

Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mengalokasikan dana sebesar Rp1,47 triliun untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat di lingkungan perguruan tinggi.

Anggaran ini menjadi bagian dari upaya memperkuat kontribusi akademik, utamanya agar riset dan inovasi tak hanya bersifat teoritis di kampus saja, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.

Inisiatif ini juga mendukung realisasi visi Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI, serta mempercepat langkah menuju terwujudnya Indonesia Emas pada tahun 2045.

"Kami berharap bapak dan ibu peneliti tidak hanya bergantung pada dana hibah, tetapi juga proaktif menjalin kemitraan dengan pemerintah daerah, dunia industri, mitra internasional, dan PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum). Dengan sinergi yang lebih luas, riset kita akan tumbuh lebih maju, relevan, dan berdampak nyata," kata Mendiktisaintek Brian Yuliarto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (30/5/2025).

Ia menegaskan bahwa dana yang digelontorkan merupakan pemicu awal untuk menumbuhkan kolaborasi dan inovasi yang terus berkelanjutan.

Dalam pelaksanaan program tahun ini, peningkatan jumlah peserta dan kualitas proposal menjadi perhatian utama.

Lebih dari 50.000 proposal penelitian dan hampir 10.000 proposal pengabdian telah masuk melalui sistem Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Bima).

Dari jumlah tersebut, tercatat 16.460 proposal penelitian dari 1.503 perguruan tinggi berhasil lolos dan mendapatkan pendanaan sebesar Rp1,285 triliun.

Sementara itu, 4.126 proposal pengabdian dari 867 perguruan tinggi didanai sebesar Rp185,478 miliar, yang tersebar di seluruh 38 provinsi di Indonesia.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menilai peningkatan jumlah proposal menunjukkan tumbuhnya semangat bersaing secara sehat di kalangan akademisi.

Ia juga menekankan bahwa arah penelitian harus mendukung program prioritas nasional sebagaimana telah ditetapkan Presiden RI Prabowo Subianto, seperti ketahanan pangan, energi, air, dan hilirisasi sektor industri.

"Riset bukan sekadar angka publikasi, tetapi kekuatan strategis bangsa. Tidak akan ada pertumbuhan ekonomi tanpa inovasi teknologi," ucap Stella Christie.

Sebagai bentuk penguatan ekosistem pendidikan tinggi yang solutif, Kemdiktisaintek juga mengembangkan sejumlah program strategis, termasuk Program Kosabangsa dan Program Mahasiswa Berdampak.

Program Kosabangsa dirancang untuk menjembatani kerja sama antara perguruan tinggi dan masyarakat di daerah tertinggal, rawan bencana, dan wilayah dengan tingkat kemiskinan ekstrem.

Sedangkan Program Mahasiswa Berdampak mengajak mahasiswa, khususnya yang tergabung dalam BEM, agar aktif dalam menyelesaikan persoalan sosial di tingkat komunitas.

Kemdiktisaintek juga terus memperkuat kerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) guna mendukung pengembangan riset unggulan secara berkelanjutan. 

Kolaborasi ini menjadi penghubung penting antara hasil penelitian, kebijakan publik, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. (ant/rpi)