RI Tambah 69,5 GW Pembangkit Listrik Baru hingga 2034, Bahlil: Panas Bumi Jadi Prioritas Utama Pembangunan Energi Nasional
- dok. Kementerian ESDM
Jakarta, tvOnenews.com — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa energi terbarukan, khususnya panas bumi, harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan energi nasional ke depan.
Hal ini disampaikannya seiring dengan peluncuran Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.
“Pemerintah konsisten dalam mendorong energi terbarukan sebagai bentuk dari transisi energi,” tegas Bahlil, dalam keterangan tertulis, Kamis (29/5/2025).
Dalam RUPTL terbaru, pemerintah menargetkan tambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 Gigawatt (GW) hingga 2034.
Di mana 76 persen atau 52,9 GW di antaranya berasal dari energi terbarukan dan storage. Sektor panas bumi mendapat porsi 5,2 GW, dengan target realisasi 0,9 GW sampai 2029.
Menanggapi arah kebijakan tersebut, PLN Indonesia Power (PLN IP) menyatakan kesiapan mengambil peran kunci dalam pengembangan energi bersih, khususnya panas bumi, untuk mendorong transisi energi nasional.
PLN IP merupakan subholding PT PLN (Persero) yang mengelola pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) melalui anak usahanya, PLN Indonesia Geothermal.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyebut panas bumi sebagai solusi jangka panjang untuk menjaga ketahanan energi sekaligus menurunkan emisi karbon.
“Kami memandang panas bumi sebagai tulang punggung transisi energi di Indonesia. Dengan kapasitas teknis dan infrastruktur yang kami miliki, serta peran PLN Indonesia Geothermal sebagai key player PLTP di tanah air, kami siap mengoptimalkan potensi yang ada,” ujar Edwin.
Ia menjelaskan, dalam lima tahun terakhir PLN Indonesia Geothermal telah memproduksi energi hijau sebesar 5,6 GWh, setara dengan pengurangan emisi karbon sebesar 4.760 ton CO₂e. PLN IP juga memperluas pengembangan ke bisnis derivatif dan teknologi efisiensi tinggi.
Selain panas bumi, PLN IP juga menyiapkan ekspansi ke Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), serta membuka ruang kolaborasi investasi melalui inisiatif Hijaunesia dan Hydronesia.
Dengan posisi strategis tersebut, PLN IP menegaskan komitmennya untuk turut menyukseskan target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. (agr/nba)
Load more