Bahlil: Pemerintah Prabowo-Gibran Fokus Wujudkan Kedaulatan Energi Lewat RUPTL dan Transisi EBT
- dok.PLN IP
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa Kabinet Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menempatkan kedaulatan energi dan transisi energi sebagai prioritas utama dalam program nasional.
Penegasan tersebut disampaikannya saat menindaklanjuti peluncuran resmi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.
“Kita tahu bersama bahwa dalam Kabinet Pemerintahan Bapak Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Mas Gibran, salah satu programnya itu adalah terkait dengan kedaulatan energi dan transisi energi, dan RUPTL ini sebagai salah satu instrumen untuk pedoman dalam implementasi dari ketersediaan ketenagalistrikan kita,” ujar Bahlil, Rabu (28/5/2025).
Ia menekankan bahwa komitmen terhadap Paris Agreement terkait transisi energi tidak hanya bersifat simbolis, tetapi harus dijalankan dengan konsistensi, memperhatikan kemampuan nasional, serta ketersediaan energi dan keekonomian.
“Ini oportunity yang sangat bagus sekali dan hasilnya adalah 76 persen itu menuju kepada energi baru terbarukan,” tegasnya.
RUPTL 2025–2034 sendiri menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 Gigawatt (GW), di mana lebih dari 76 persen atau sekitar 52,9 GW berasal dari energi baru terbarukan (EBT) dan storage.
Target ini mencakup pengembangan tenaga surya 17,1 GW, tenaga air 11,7 GW, angin 7,2 GW, panas bumi 5,2 GW, bioenergi 0,9 GW, nuklir 0,5 GW, serta penyimpanan energi (storage) sebesar 10,3 GW.
Menindaklanjuti hal tersebut, PLN Indonesia Power (PLN IP), sebagai subholding pembangkitan PT PLN (Persero), menyatakan kesiapannya menjadi aktor utama dalam mendukung implementasi RUPTL sekaligus mempercepat transisi energi nasional.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, mengatakan pihaknya telah merancang strategi jangka menengah dan panjang untuk penguatan portofolio pembangkit hijau dan dekarbonisasi.
“PLN Indonesia Power memiliki peran sentral dalam peta jalan transisi energi Indonesia. Kami siap menjadi pemain kunci dalam mengimplementasikan RUPTL 2025–2034 dengan pendekatan yang inovatif dan kolaboratif. Kami percaya, keberlanjutan adalah masa depan bisnis kelistrikan,” ujar Edwin.
Edwin juga menyoroti potensi tenaga surya Indonesia yang mencapai 3.295 GW sebagai peluang besar. PLN IP pun telah mengembangkan industri Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dari hulu ke hilir, termasuk pembangunan pabrik panel surya terintegrasi pertama di Indonesia melalui PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI), hasil kolaborasi dengan Trina Solar Co. Ltd dan PT Dian Swastatika Sentosa.
Load more