Ditinggal Komisaris dan Direktur, KFC Indonesia Guncang! Rugi Miliaran di Tengah Krisis
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com – PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), perusahaan yang mengelola waralaba KFC di Indonesia, kembali menjadi sorotan publik setelah dua petinggi perusahaan resmi mengundurkan diri. Informasi tersebut diumumkan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (28/5/2025).
Salah satu nama yang mundur adalah Achmad Baiquni, Komisaris Independen KFC Indonesia yang diangkat melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun 2021. Baiquni dikenal publik sebagai mantan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).
“Perseroan telah menerima surat pengunduran diri dari Bapak Achmad Baiquni selaku Komisaris Independen,” tulis manajemen dalam pernyataan resminya.
Direktur Juga Mundur, RUPSLB Akan Digelar
Tak hanya Baiquni, Omar Luthfi Anwar yang menjabat sebagai Direktur Tidak Terafiliasi KFC Indonesia juga ikut mengundurkan diri. Surat pengunduran dirinya diterima pada hari yang sama, Selasa (27/5/2025).
Menanggapi dua pengunduran diri tersebut, perusahaan memastikan akan segera menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk menentukan langkah selanjutnya.
“Pengunduran diri ini tidak berdampak pada kegiatan operasional maupun kondisi keuangan perseroan,” tegas pihak manajemen.
Kerugian Membengkak, Pendapatan Menurun
Di tengah dinamika manajemen, KFC Indonesia menghadapi tekanan finansial cukup berat. Sepanjang tahun 2024, perusahaan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 796,71 miliar, naik tajam hingga 91,67% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 415,64 miliar.
Tak hanya itu, total pendapatan KFC Indonesia juga terjun bebas menjadi Rp 4,87 triliun, atau turun 17,84% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 5,93 triliun.
Modal Kerja Kritis, Dapat Suntikan dari Galael dan Salim Group?
Sebelumnya, beredar kabar bahwa KFC Indonesia sempat mengalami defisit modal kerja, hingga harus mengandalkan dukungan dari pemegang saham utama, yakni Grup Galael dan Grup Salim. Meski belum dikonfirmasi secara rinci, kondisi ini menambah tekanan terhadap struktur keuangan perusahaan. (nsp)
Load more