April Kelabu Industri Motor: Penjualan Turun Drastis, Ada Apa?
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com - Penjualan sepeda motor di Indonesia mencatatkan penurunan paling tajam sepanjang tahun 2025.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), total penjualan selama Januari hingga April mencapai 2,08 juta unit. Tapi jika dirinci per bulan, April jadi bulan dengan penjualan terendah, hanya 406 ribu unit.
Penurunan ini cukup mencolok dibandingkan 541 ribu unit pada Maret. Bahkan dibanding April tahun lalu, angkanya masih lebih rendah—pada April 2024 tercatat 419 ribu unit.
Sayangnya, AISI tak lagi merinci jenis motor yang laku di pasar domestik, seperti bebek, matic, atau sport. Namun, dari tren sebelumnya, motor matic masih jadi yang paling digemari.
Ekspor Juga Kena Imbas
Tak hanya di dalam negeri, penurunan juga terjadi di pasar ekspor. Pengiriman motor utuh ke luar negeri (CBU) pada April hanya mencapai 38.254 unit, turun dari 49.998 unit di Maret. Sebelumnya, ekspor sempat naik di Februari ke angka 43.899 unit, setelah Januari berada di 40.878 unit. Total ekspor CBU sepanjang Januari-April 2025 baru menyentuh 173 ribu unit.
Ekspor motor dalam bentuk terurai (CKD) pun ikut melemah. Pada April, pengiriman hanya 647 ribu unit, lebih rendah dari 662 ribu unit pada Maret. Selama empat bulan pertama 2025, total ekspor CKD mencapai 2,72 juta unit.
AISI tak menyebut jenis motor yang paling banyak diekspor, tapi pasar luar negeri biasanya juga mengandalkan motor matic buatan Indonesia.
Apa Penyebabnya?
Belum ada pernyataan resmi dari AISI soal penyebab utama penurunan ini. Tapi ada beberapa kemungkinan: libur panjang Lebaran yang membuat distribusi tersendat, serta penurunan daya beli masyarakat setelah pengeluaran besar selama Ramadan dan Idulfitri.
Target Masih Optimistis
Meski performa April mengecewakan, AISI tetap optimis bisa menjual setidaknya 6,4 juta unit sepeda motor sepanjang 2025. Target ini sedikit lebih tinggi dari realisasi tahun lalu yang mencapai 6,33 juta unit.
Industri masih berharap akan terjadi rebound di bulan-bulan berikutnya, terutama saat aktivitas masyarakat dan ekonomi kembali normal pasca-Lebaran. (nsp)
Load more