Pilu! Suara Hati Nelayan Rempang, Ungkap Dampak PSN Eco City terhadap Laut dan Kelangsungan Hidup Warga: Kemana Lagi Kami akan Melaut?
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com - Gelombang kekhawatiran terus disuarakan oleh para nelayan di Sembulang Hulu, Pulau Rempang, Kepulauan Riau.
Mereka mengutarakan kegelisahan terhadap dampak dari proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco City yang dikhawatirkan akan merusak ekosistem laut, tempat mereka bergantung nasib.
Para nelayan menuntut perhatian serius dari pemerintah pusat dan daerah agar proyek tersebut tetap menjaga kelestarian lingkungan laut.
Mereka menegaskan bahwa sumber daya perikanan merupakan satu-satunya tumpuan hidup yang tersisa bagi masyarakat pesisir.
“Karena nelayan itulah sumber mata pencarian utama kami, kalau laut ini rusak, kemana lagi kami kan melaut,” ujar Sukri (41), nelayan Rempang, usai mengikuti aksi damai di Dermaga Sembulang Hulu, dikutip dari Antara Senin (12/5/2025).
Sukri menjelaskan, kondisi laut di sekitar Rempang saat ini masih tergolong baik. Ia mengatakan hasil tangkapan nelayan relatif stabil, baik sebelum pandemi COVID-19 maupun setelahnya.
Penghasilan dari hasil laut menjadi sumber utama untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Bahkan, sebagian besar warga mampu menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke jenjang pendidikan tinggi.
“Dari melautlah kami ini menghidupi keluarga, kalau laut ini rusak itulah yang kami khawatirkan dan kami jaga, agar anak cucu kelak masih bisa menikmati laut sebagai sumber pencaharian,” ujarnya.
Untuk ketiga kalinya sejak 2023, masyarakat nelayan Sembulang Hulu menggelar aksi damai dengan turun langsung ke laut menggunakan kapal-kapal kecil.
Aksi ini dimaksudkan untuk mengingatkan pemerintah agar PSN Rempang Eco City tidak mengancam lingkungan hidup dan mata pencaharian mereka.
Aksi pertama dilakukan pada akhir 2023, disusul aksi kedua pada pertengahan 2024, dan yang terbaru digelar Mei 2025. Aksi terbaru diikuti sekitar 350 warga nelayan.
Ishak (51), koordinator nelayan yang tergabung dalam organisasi Amar GB, menegaskan bahwa masyarakat nelayan tidak menolak pembangunan dan investasi.
Namun, mereka menuntut agar proyek tersebut tidak merugikan warga lokal dan tidak didominasi kepentingan asing.
“Kami tidak menolak pembangunan, investasi. Selama itu tidak merusak dan pembangunan untuk warga Rempang bukan negara luar Rempang,” kata Ishak.
Load more