Cuan Rp260 Miliar! Anak Haji Isam Blak-blakan soal Peluang Emas JARR di Industri Biodiesel, Laba Meroket 237% Meski Penjualan Anjlok
- JARR
Jakarta, tvOnenews.com - Emiten sektor kelapa sawit yang terafiliasi konglomerat Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam, yakni PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR), mencatat lonjakan laba bersih yang signifikan sepanjang tahun 2024.
Meski JARR mengalami penurunan pendapatan, prusahaan perkebunan dan pengolahan sawit ini masih membukukan laba bersih sebesar Rp260,73 miliar.
Laba tersebut meningkat tajam hingga 237,44% dari capaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp77,27 miliar.
Mengutip laporan keuangan 2024 yang belum lama ini dirilis di Bursa Efek Indonesia (BEI), total penjualan perusahaan turun 13% menjadi Rp3,86 triliun, dari sebelumnya Rp4,44 triliun.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh melemahnya kinerja penjualan pada sejumlah produk andalan perusahaan.
Beberapa produk mencatat penurunan signifikan, seperti penjualan fatty acid methyl ester (FAME) turun menjadi Rp3,47 triliun, palm fatty acid distillate (PFAD) menjadi Rp125,62 miliar, fatty matter sebesar Rp8,04 miliar, dan tandan buah segar (TBS) sebesar Rp7,05 miliar.
Di sisi lain, beberapa komoditas menunjukkan tren positif, seperti penjualan crude glycerin meningkat menjadi Rp152,87 miliar.
Sementara itu, minyak goreng menyumbang pemasukan hingga Rp58,83 miliar dan kernel berkontribusi sebesar Rp36,96 miliar.
Dari sisi pelanggan, JARR juga mencatat penurunan penjualan. Pendapatan dari pihak ketiga turun 5,54% menjadi Rp3,81 triliun, sementara transaksi dengan pihak terafiliasi anjlok 88,67% menjadi Rp45,16 miliar.
Kontribusi penjualan terbesar masih datang dari sejumlah perusahaan besar seperti Pertamina hingga AKR, yang menyumbang pendapatan lebih dari 10% dari total pendapatan.
Namun, pada 2024, PT Pertamina Patra Niaga dan PT AKR Corporindo tercatat mengalami penurunan penjualan, masing-masing menjadi Rp1,39 triliun dan Rp705,28 miliar.
Sebaliknya, dua pelanggan baru justru turut memberi dampak positif. Keduanya adalah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang mencatat kontribusi sebesar Rp913,34 miliar dan PT Andifa Perkasa Energi menyumbang Rp460,84 miliar.
Seiring turunnya penjualan, beban pokok penjualan juga ikut menyusut. Beban ini turun 16,60% menjadi Rp3,38 triliun dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,05 triliun.
Namun demikian, terdapat kenaikan pada amortisasi tanaman menghasilkan yang naik menjadi Rp24,71 miliar dari sebelumnya Rp21,66 miliar.
Load more