Ekspor TPT Capai Rp70 Triliun! Ini Jurus Kemenperin Perkuat Industri Tekstil RI
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah terus berupaya memperkuat fondasi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) agar mampu bertahan dan berkembang di tengah tantangan global.
Salah satu hal yang dilakukan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) adalah dengan merancang berbagai kebijakan untuk mempercepat pertumbuhan sektor ini.
Langkah ini bertujuan untuk mendorong kontribusi industri TPT terhadap perekonomian nasional. Seiring dengan potensi pasar domestik yang besar, pemerintah melihat industri TPT sebagai sektor strategis yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
Dalam hal ini, Kemenperin fokus pada pemberian insentif dan fasilitas yang mampu memperkuat daya saing industri TPT di dalam negeri, sekaligus membuka peluang ekspor yang lebih luas.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan bahwa sejumlah kebijakan pro-industri telah disiapkan, mulai dari dukungan pembiayaan, program pelatihan sumber daya manusia (SDM) industri, hingga penguatan pengawasan terhadap impor serta pengendalian produk asing.
"Pasar domestik Indonesia sangat besar, dengan populasi mendekati 300 juta jiwa dan kebutuhan sandang yang tinggi. Oleh karena itu, melindungi industri TPT lokal berarti melindungi jutaan pekerja di dalamnya. Pemerintah juga telah menyediakan program insentif bagi industri TPT karena industri TPT adalah industri padat karya," kata Agus dikutip dari Antara, Jumat (18/4/2025).
Industri tekstil dipandang sebagai sektor unggulan karena sifatnya yang padat karya dan berorientasi ekspor.
Pemerintah menempatkan sektor ini sebagai bagian penting dalam pembangunan industri jangka panjang, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional, serta peta jalan Making Indonesia 4.0.
Saat menghadiri pameran Inatex Indo Intertex 2025 di Jakarta pada Kamis (17/4), Menteri Agus berdialog langsung dengan para pelaku industri tekstil dan garmen. Dalam kesempatan itu, sejumlah pelaku usaha menyampaikan berbagai masukan dan keluhan.
Salah satu persoalan utama yang mencuat adalah meningkatnya arus masuk pakaian jadi impor yang dinilai melemahkan daya saing produk dalam negeri.
Barang-barang impor ini sebagian besar berasal dari negara-negara yang menghadapi hambatan dagang akibat perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok, sehingga barang mereka membanjiri pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Load more