IHSG Melejit, Pasar Global Lega Usai Trump Tunda Tarif Impor Non-China
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan Kamis pagi dengan lonjakan tajam menyusul kabar penundaan tarif impor oleh Presiden AS Donald Trump.
IHSG langsung melonjak 302,62 poin atau 5,07 persen ke posisi 6.270,61, disambut penguatan LQ45 sebesar 44,78 poin atau 6,69 persen ke 714,15.
Kabar ini datang setelah Trump mengumumkan penundaan tarif 90 hari bagi puluhan negara mitra dagang, kecuali China. Langkah tersebut dianggap sebagai bentuk penurunan tensi perang dagang dan langsung direspons positif oleh pasar global.
"IHSG hari ini berpotensi rebound mengikuti pergerakan bursa AS karena melemahnya tensi perang dagang setelah Presiden Trump menunda pengenaan tarif 90 hari, kecuali untuk China," ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman.
Wall Street Menguat, Asia Ikut Meroket
Bursa saham AS mencatat reli besar pada Rabu (9/4), dengan S&P 500 melonjak 9,5 persen, Dow Jones naik 7,69 persen, Nasdaq terbang 12,16 persen, dan Russell 2000 menguat 8,66 persen. Saham teknologi memimpin penguatan, dengan Nvidia naik 18,7 persen dan Apple melesat 15,3 persen.
Efek positif juga terasa di bursa Asia. Nikkei Jepang melonjak 2.630 poin atau 4,46 persen ke 34.344,21, indeks Kuala Lumpur naik 4,46 persen, Shanghai menguat 1,49 persen, sementara Strait Times Singapura terkoreksi 6,01 persen.
China Tetap Jadi Sasaran Utama
Meski memberi keringanan untuk negara lain, Trump tetap menaikkan tarif atas impor dari China menjadi 125 persen, sebagai respons atas balasan China yang mengenakan tarif 84 persen terhadap barang-barang AS. Hal ini memperjelas bahwa China tetap jadi target utama dalam perang dagang AS.
Gedung Putih tetap menerapkan bea masuk 10 persen secara menyeluruh untuk hampir semua impor AS, dengan pengecualian tarif yang lebih berat ditangguhkan.
Dampak ke Indonesia dan Strategi Pemerintah
IHSG yang meroket menjadi cermin sentimen positif domestik terhadap situasi global. Namun, pengamat memperingatkan bahwa ketegangan dagang AS-China tetap bisa menimbulkan dampak lanjutan bagi ekspor Indonesia.
Ekonom Didik J Rachbini menyarankan pemerintah memperluas pasar ekspor dan mempererat kesepakatan ekonomi dengan negara-negara lain, sambil menjaga kestabilan makro ekonomi dan memperkuat hilirisasi industri.
Load more