Trump Tunda Tarif: Dunia Lega, Tapi China Tetap Dihajar
- xinhua
Jakarta, tvOnenews.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat langkah mengejutkan dengan menunda pemberlakuan tarif tinggi terhadap puluhan negara.
Keputusan ini diambil hanya sehari setelah kebijakan tersebut memicu gejolak hebat di pasar keuangan global. Namun, China tetap jadi sasaran utama, dengan tarif impor dinaikkan menjadi 125 persen.
Langkah ini memberi angin segar bagi pasar. Indeks S&P 500 di AS melonjak 9,5 persen, disusul Nikkei Jepang yang naik 8 persen dan pasar saham Eropa yang ikut menguat. Tapi di sisi lain, mata uang yuan jatuh, dan Beijing membalas dengan tarif 84 persen atas barang-barang asal AS.
Strategi Trump: Pukul Mundur, Lalu Ajak Negosiasi
Trump menyebut penundaan selama 90 hari itu sebagai taktik untuk mengajak lebih dari 75 negara ke meja perundingan. Meski demikian, tarif dasar 10 persen tetap berlaku untuk hampir semua barang impor, dan sektor baja, aluminium, serta mobil masih terkena tarif penuh.
Tarif khusus juga masih dikenakan terhadap Kanada dan Meksiko, terutama untuk produk yang belum patuh pada aturan USMCA. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut ini sebagai bagian dari "daya tawar maksimum." "Trump menyudutkan China ke posisi sulit," ujarnya.
Ekonom: Indonesia Harus Cari Poros Baru
Menurut ekonom senior Didik J Rachbini, ekspor Indonesia ke AS mencapai 11–13 persen dari total ekspor. Jika ekspor ke AS turun 30 persen, maka dampaknya terhadap total ekspor Indonesia bisa mencapai 4 persen.
Ia menyarankan Indonesia memperluas kerja sama dengan ASEAN, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, India, Brasil, dan Meksiko. "Kita perlu bentuk poros ekonomi baru agar tidak tergantung pada AS," katanya. Didik juga mendorong pemerintah menjaga stabilitas makroekonomi, nilai tukar rupiah, dan inflasi, serta mempercepat hilirisasi industri nasional.
Sikap Pemerintah RI: Fokus Diplomasi
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia akan mengambil jalur diplomasi dan memperkuat koordinasi dengan negara-negara ASEAN. Pertemuan tingkat tinggi digelar 10 April 2025 untuk menyamakan posisi menghadapi kebijakan tarif AS.
Indonesia juga telah menyiapkan paket negosiasi yang akan dibawa ke Washington DC sebagai bentuk antisipasi dan upaya mencapai solusi saling menguntungkan. (nsp)
Load more