AS Ngamuk, RI Jangan Bungkam! Said Abdullah Minta WTO Dibangunkan dari Tidur Panjang
- Anadolu
Jakarta, tvOnenews.com – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah, angkat suara soal kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia yang mencapai 32 persen. Ia tak hanya menyayangkan langkah tersebut, tapi juga menyarankan agar Indonesia segera bertindak di level global.
“Ini bukan cuma soal tarif, ini soal keadilan perdagangan dunia,” ujar Said dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (4/4).
Menurutnya, langkah sepihak AS justru berpotensi menyeret perekonomian dunia menuju depresi. Ia meminta Indonesia mengambil inisiatif dan menggugah World Trade Organization (WTO) agar kembali ke jalur awalnya—menjadi wasit perdagangan global yang sehat, adil, dan nondiskriminatif.
“Sudah waktunya WTO dibangunkan dari tidur panjangnya. Indonesia bisa jadi motor penggeraknya,” tegas Said.
Ia mengingatkan, WTO dibentuk untuk menjamin perdagangan bebas yang setara dan menjadi ruang penyelesaian sengketa internasional. Namun jika dibiarkan, tindakan sepihak negara adidaya seperti AS justru menggerus semangat multilateralisme.
Langkah Nyata di Dalam Negeri
Tak hanya mendorong aksi global, Said juga menekankan pentingnya memperkuat pertahanan ekonomi dalam negeri. Salah satu yang ia soroti adalah upaya menjaga daya saing produk ekspor Indonesia di tengah ancaman tarif tinggi.
“Kalau satu pintu tertutup, cari jendela lain. Pemerintah harus cepat mencari pasar alternatif agar ekspor kita tidak macet,” katanya.
Ia juga menegaskan pentingnya memastikan kebijakan penempatan 100 persen devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri dijalankan secara disiplin. Menurutnya, ini vital untuk memperkuat cadangan devisa dan mengurangi ketergantungan terhadap mata uang asing, terutama dolar AS.
Selain itu, Said mendorong penguatan kebijakan hedging fund bagi importir dan memperluas skema bilateral currency swap dengan mitra strategis. Langkah ini dinilai mampu menekan volatilitas kurs dan menjaga stabilitas transaksi internasional.
Siapkan Perisai Fiskal dan Pasar yang Bersahabat
Said juga menekankan pentingnya kebijakan kontra-siklus (counter-cyclical) dari sisi fiskal agar dunia usaha tidak terpuruk akibat ketidakpastian global.
“Ekonomi harus tetap bergerak meski awan gelap global menggantung,” ujarnya.
Pasar saham dan pasar keuangan pun tak luput dari sorotannya. Ia meminta pemerintah melakukan pembenahan infrastruktur dan kebijakan agar pasar tetap atraktif bagi investor global.
Load more