Daftar Harga Pangan yang Melonjak Jelang Lebaran, KPPU Catat Mayoritas Naik Signifikan: Cabai Rawit Paling Mencolok
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com – Menjelang Lebaran Hari Raya Idul Fitri 2025, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kembali melakukan survei harga komoditas di pasar tradisional dan modern.
Survei ini adalah lanjutan dari pemantauan awal Ramadhan untuk memastikan harga dan stok pangan tetap stabil.
Hasilnya, mayoritas harga komoditas pangan mengalami kenaikan, meskipun stok masih tersedia di pasar.
Dua komoditas yang mengalami kenaikan signifikan di hampir seluruh wilayah Indonesia adalah cabai rawit dan bawang putih.
Survei harga pangan KPPU dilakukan di pasar modern dan tradisional di tujuh kantor wilayah KPPU, yaitu Medan, Lampung, Bandung, Surabaya, Samarinda, Makassar, dan Yogyakarta.
Pemantauan melibatkan perbandingan harga dengan Harga Acuan Penjualan (HAP) atau Harga Eceran Tertinggi (HET) dari Badan Pangan Nasional serta membandingkannya dengan harga saat awal Ramadhan.
Berikut adalah daftar harga pangan yang mengalami lonjakan menjelang Lebaran 2025 berdasarkan survei KPPU:
1. Beras
Harga beras medium naik dan berada di atas HET di semua wilayah. Harga tertinggi tercatat di Samarinda (Rp14.400/kg) dan terendah di Lampung (Rp13.216/kg). Beberapa daerah mengalami kekosongan stok di pasar modern. Beras premium relatif stabil dengan kisaran harga Rp14.900 – Rp15.916/kg.
2. Telur Ayam
Harga telur ayam di pasaran bervariasi, dengan kenaikan di Bandung, Makassar, dan Samarinda. Harga tertinggi di Samarinda (Rp32.150/kg) dan terendah di Surabaya (Rp27.050/kg). Di pasar modern, harga berkisar antara Rp25.900 – Rp40.666/kg.
3. Daging Ayam
Harga ayam cenderung stabil, sedikit di atas atau di bawah HET. Harga tertinggi di Samarinda (Rp42.250/kg) dan terendah di Makassar (Rp31.250/kg).
4. Daging Sapi
Di pasar tradisional, harga daging sapi berkisar antara Rp120.000 – Rp168.600/kg. Di pasar modern, harga berada di rentang Rp131.450 – Rp156.583/kg.
5. Bawang Putih
Harga melampaui HAP di seluruh wilayah, dengan kenaikan tertinggi di Makassar (Rp47.500/kg) dan di pasar modern Samarinda (Rp63.750/kg). Lonjakan harga diduga akibat kenaikan harga dari importir dan distributor.
6. Bawang Merah
Harga tertinggi di pasar tradisional Bandung (Rp52.666/kg) dan di pasar modern Samarinda (Rp64.950/kg). Stok di Samarinda dan Yogyakarta dilaporkan menipis.
7. Minyak Goreng
Harga minyak curah dan Minyak Kita masih di atas HET, sementara minyak kemasan di pasar modern berkisar Rp20.258 – Rp29.150/liter.
8. Cabai Merah
Harga di pasar tradisional berkisar Rp37.000 – Rp67.250/kg, dengan harga tertinggi di Samarinda. Di pasar modern, harga tertinggi tercatat Rp144.900/kg.
9. Cabai Rawit
Lonjakan signifikan terjadi di Bandung (Rp115.000/kg) dan Samarinda (Rp167.450/kg). Kenaikan ini tercatat di hampir seluruh wilayah survei.
10. Gula Pasir
Harga sedikit di atas HET di beberapa kota, berkisar antara Rp17.325 – Rp19.375/kg.
11. Tepung Terigu
Harga tepung curah di pasar tradisional berkisar Rp8.000 – Rp12.400/kg, sementara tepung kemasan berkisar Rp11.474 – Rp13.780/kg.
Kenaikan Harga Pangan Jelang Lebaran Dinilai Wajar
KPPU menilai, lonjakan harga ini masih wajar karena meningkatnya permintaan menjelang Lebaran, tanpa indikasi praktik persaingan usaha tidak sehat.
Berdasarkan daftar tersebut, kenaikan harga cabai rawit menjadi yang paling mencolok dengan peningkatan hingga 53% dibanding awal Ramadhan, terutama di Bandung dan Samarinda.
Bawang putih juga mengalami kenaikan signifikan hingga Rp8.000/kg, terutama di Surabaya, Makassar, dan Yogyakarta.
Meski terjadi lonjakan harga, mayoritas stok komoditas pangan masih tersedia di pasar tradisional dan modern di seluruh Indonesia.
Hanya bawang merah yang stoknya menipis di Yogyakarta dan Samarinda, serta beras medium yang mulai langka di pasar modern Surabaya dan Yogyakarta.
Untuk memastikan kenaikan harga ini murni akibat mekanisme pasar, KPPU akan terus melakukan pengawasan. Selain itu, KPPU bekerja sama dengan berbagai pihak guna menjaga stabilitas harga dan stok pangan di pasar.
Langkah ini merupakan dukungan terhadap Asta Cita Presiden dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Dengan adanya kolaborasi antar pihak, diharapkan masyarakat mendapat jaminan ketersediaan pasokan komoditas di pasar dengan harga yang masih wajar. Sehingga masyarakat tetap dapat merayakan Idul Fitri secara hikmat dan menyenangkan,” tutup Anggota KPPU, Eugenia Mardanugraha.
Sebagai informasi, tujuannya survei yang dilakukan KPPU tersebut tak lain adalah untuk melindungi masyarakat dari spekulasi harga atau permainan oknum yang memanfaatkan momentum hari besar. (rpi)
Load more