IHSG Terombang-ambing: Ketidakpastian The Fed Jadi Kunci
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis diperkirakan bergerak bervariasi di tengah ketidakpastian arah kebijakan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed).
Pelaku pasar masih mencermati perkembangan data inflasi AS yang akan menjadi pertimbangan dalam keputusan suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan depan.
IHSG dibuka menguat 25,31 poin atau 0,38 persen ke level 6.690,36. Sementara itu, indeks LQ45, yang berisi 45 saham unggulan, naik 3,19 poin atau 0,43 persen ke posisi 751,12. Analis Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, memproyeksikan IHSG bergerak dalam kisaran 6.552 hingga 6.800 sepanjang hari ini.
Sentimen Global dan Kebijakan The Fed
Dari mancanegara, inflasi konsumen AS pada Februari 2025 tercatat sebesar 2,8 persen secara tahunan (year-on-year), turun dari 3 persen pada bulan sebelumnya dan lebih rendah dari proyeksi konsensus sebesar 2,9 persen. Data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan ini meningkatkan spekulasi bahwa The Fed mungkin akan menahan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Wall Street mencatat penguatan pada perdagangan Rabu (12/03) setelah rilis data inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi. Namun, penguatan tersebut tertahan oleh ketegangan akibat kebijakan tarif impor yang agresif dari Presiden AS Donald Trump. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 82,55 poin atau 0,20 persen ke 41.350,93, sementara S&P 500 naik 27,23 poin atau 0,49 persen ke 5.599,30, dan Nasdaq Composite melonjak 212,36 poin atau 1,22 persen ke 17.648,45.
Pengaruh dari Dalam Negeri
Dari dalam negeri, penguatan IHSG didorong oleh sentimen positif menjelang musim Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) emiten sektor perbankan, yang diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai strategi bisnis dan kebijakan dividen ke depan. Selain itu, stabilitas peringkat kredit Indonesia juga menjadi faktor pendukung.
Fitch Ratings pada 11 Maret 2025 mempertahankan peringkat kredit Indonesia di level BBB dengan prospek stabil. Penilaian ini mencerminkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid dan rendahnya rasio utang pemerintah, sehingga meningkatkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi jangka menengah Indonesia.
Load more