WPI Genjot Swasembada Pangan: Target 50 Ribu Hektare, Libatkan Petani dan Bangkitkan Lahan Tidur
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Wilmar Padi Indonesia (WPI) menegaskan komitmennya untuk mendukung program swasembada pangan nasional melalui Farmer Engagement Program (FEP), sebuah program pendampingan petani dalam budidaya padi.
Tahun ini, WPI menargetkan perluasan kemitraan hingga 50 ribu hektare di wilayah Jawa dan Sumatera, meningkat signifikan dari realisasi tahun lalu yang mencapai 30 ribu hektare dan melibatkan lebih dari 20 ribu petani.
Rice Business Head PT WPI, Saronto, menyatakan bahwa peningkatan target ini sejalan dengan bertambahnya wilayah yang menjalin kerja sama dengan perusahaan.
"Tahun ini, kami menargetkan kemitraan seluas 50 ribu hektare, naik dari tahun lalu yang terealisasi di 30 ribu hektare. Peningkatan ini didorong oleh makin luasnya daerah yang menjalin kemitraan dengan kami," ujar Saronto di Jakarta, Sabtu (8/3/2025).
Program kemitraan ini telah tersebar di beberapa wilayah strategis, termasuk:
-
Jawa Timur – 14 ribu hektare (terluas)
-
Jawa Tengah
-
Jawa Barat
-
Banten
-
Sumatera Selatan
-
Sumatera Utara
Saronto menyebutkan bahwa respon positif dari para petani terhadap manfaat program kemitraan menjadi faktor utama keberhasilan perluasan tersebut.
"Petani telah merasakan manfaat dari program kemitraan ini, sehingga penerimaannya di lapangan sangat baik. Hal ini menjadi dorongan bagi kami untuk terus memperluas program," tambahnya.
Sebagai bagian dari dukungan terhadap program pangan nasional, WPI telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Pertanian terkait pembelian gabah di tingkat petani dengan harga Rp6.500 per kilogram. Langkah ini bertujuan untuk memberikan kepastian harga kepada petani dan menjaga stabilitas pasar.
Selain itu, WPI juga berperan aktif dalam membantu Perum Bulog dengan memasok beras untuk public service obligation (PSO) sebagai cadangan pangan pemerintah yang akan disalurkan sepanjang Februari hingga April 2025.
Saronto menjelaskan bahwa WPI menyediakan fasilitas tolling atau maklon untuk membantu Bulog menggiling gabah di lima pabrik WPI yang tersebar di berbagai lokasi, dengan kapasitas penggilingan mencapai 1.000 ton per unit per hari selama musim panen raya (Maret-April 2025).
“Kami juga turut membantu Bulog dalam mengidentifikasi daerah panen dan kelompok tani yang siap menjual gabahnya," jelas Saronto.
Sejak tahun lalu, WPI telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk mengembangkan program budi daya padi di Pulau Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi pangan, tetapi juga bertujuan untuk memberdayakan warga binaan dengan keterampilan bertani.
Selain itu, WPI juga menjalankan kemitraan dengan Pemerintah Kabupaten Blora, Jawa Tengah untuk penanaman padi seluas 500 hektare. WPI bahkan menggandeng TNI-Polri untuk melaksanakan program tanam bersama di 30 lokasi yang tersebar di Jawa dan Sumatera.
Sebagai bagian dari strategi optimasi lahan pertanian, WPI berperan aktif dalam memanfaatkan lahan tidur yang belum produktif di beberapa daerah, seperti:
-
Sidoarjo, Jawa Timur
-
Palembang, Sumatera Selatan
Saronto menilai bahwa memanfaatkan lahan tidur menjadi salah satu strategi efektif untuk meningkatkan produksi pangan nasional.
"Pemanfaatan lahan tidur bisa menjadi alternatif untuk menambah produksi pangan nasional. Dengan optimalisasi lahan ini, kami berharap kontribusi terhadap swasembada pangan bisa semakin besar," tegas Saronto.
Komitmen WPI dalam memperluas kemitraan, menjaga stabilitas harga gabah, hingga memanfaatkan lahan tidur menjadi bukti nyata dukungan terhadap program swasembada pangan nasional.
Dengan kolaborasi bersama pemerintah, Bulog, dan masyarakat, WPI optimistis bahwa swasembada pangan bukan sekadar target, melainkan kenyataan yang bisa dicapai dalam waktu dekat.
Langkah konkret WPI ini menjadi sinyal positif bahwa swasembada pangan Indonesia sedang menuju jalur yang lebih kokoh dan berkelanjutan.
Load more