"Produk yang kami pasarkan telah melalui berbagai uji kualitas dan memenuhi persyaratan yang berlaku. Setiap bahan bakar yang keluar dari terminal pengisian telah dilengkapi dengan Certificate of Quality (CoQ) sebelum diperdagangkan," ujar Harsono.
Ia juga menjelaskan bahwa BBM yang beredar telah melewati serangkaian pengujian dan memiliki laporan hasil uji (test report) yang sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Bahkan, saat bahan bakar tiba di SPBU, dilakukan pemeriksaan visual serta pengecekan densitas untuk memastikan kualitasnya tetap terjaga.
Lebih lanjut, Pertamina Patra Niaga secara rutin menjalani audit terhadap unit bisnis dan produknya. Proses ini dilakukan oleh LEMIGAS serta pihak lain yang berkompeten guna menjaga standar kualitas bahan bakar yang beredar di pasaran.
Harsono juga menegaskan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan berbagai kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian ESDM, LEMIGAS, dan Komisi XII DPR RI.
"Kami senantiasa melakukan koordinasi untuk memastikan bahwa kualitas produk Pertalite dan Pertamax yang beredar saat ini (hasil produksi 2025) telah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan," tambahnya.
Sebagai langkah antisipasi, Pertamina Patra Niaga telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) guna memastikan kelancaran distribusi BBM dan elpiji, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Hal ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan energi bagi masyarakat tetap terjaga dengan baik. (ant/nsp)
Load more