IHSG Tergelincir: Kekhawatiran Tarif Trump Bayangi Pasar
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup melemah akibat sentimen negatif dari kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Kekhawatiran investor, terutama investor asing, terhadap dampak kebijakan tersebut menyebabkan tekanan jual yang signifikan di pasar saham.
IHSG mengalami koreksi sebesar 120,73 poin atau 1,83 persen dan berakhir di level 6.485,45. Sementara itu, indeks LQ45 yang mencerminkan pergerakan 45 saham unggulan juga turun 16,06 poin atau 2,15 persen ke posisi 731,79.
Menurut Ekonom dan Praktisi Pasar Modal Hans Kwee, kebijakan tarif baru yang diterapkan Trump, terutama ancaman tarif sebesar 25 persen terhadap produk-produk dari Uni Eropa, menambah ketidakpastian di pasar.
Pada Rabu, Trump mengisyaratkan bahwa tarif "timbal balik" sebesar 25 persen akan dikenakan pada mobil dan barang lainnya dari Eropa. Selain itu, ia menegaskan bahwa tarif terhadap produk Meksiko dan Kanada akan mulai berlaku pada 2 April, lebih lama dari batas waktu awal yang ditetapkan pada 4 Maret.
Di tengah ketidakpastian ini, investor juga menantikan data ekonomi penting dari AS. Produk Domestik Bruto (GDP) Growth Rate kuartalan diperkirakan turun dari 3,1 persen menjadi 2,3 persen.
Indeks Harga PCE Inti bulanan AS diperkirakan meningkat dari 0,2 persen menjadi 0,3 persen. Sementara itu, pendapatan pribadi bulanan AS diprediksi mengalami penurunan dari 0,4 persen menjadi 0,3 persen, sedangkan pengeluaran pribadi diperkirakan turun dari 0,7 persen menjadi 0,1 persen. Di sisi lain, Indeks Manufaktur NBS China diperkirakan naik dari 49,1 menjadi 50.
Bursa Asia Bergerak Variatif Pasar saham di kawasan Asia menunjukkan pergerakan yang beragam menjelang pertemuan "Two Sessions" di China pada pekan depan.
Dalam pertemuan ini, pemerintah China akan mengumumkan rencana kebijakan ekonomi untuk tahun mendatang. Fokus utama investor adalah kebijakan stimulus fiskal yang dapat memberikan dorongan bagi perekonomian.
Meski ada harapan terhadap stimulus, ketidakpastian global masih membayangi pasar. Investor tetap berhati-hati akibat minimnya kebijakan stimulus yang agresif serta meningkatnya ketegangan geopolitik dan perdagangan dengan AS.
Di Jepang, Bank of Japan diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga tahun ini, setelah data inflasi kuartal keempat dan pertumbuhan upah menunjukkan peningkatan tak terduga.
Load more