WWF Rilis SUSREG 2024, Ini Langkah OJK dan Bank Indonesia Yang Berhasil Mendapat Apresiasi...
- istimewa
Jakarta, tvonenews.com - WWF merilis laporan Sustainable Finance Regulations and Central Bank Activities ke-4 atau SUSREG 2024. Dalam laporan terkait kinerja regulator ini, lembaga nirlaba ini mengapresiasi sejumlah langkah yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).
WWFIndonesia menyampaikan hasil laporan tahun 2024 tentang perkembangan keuangan berkelanjutan melalui laporan SUSREG, yang menunjukkan adanya perkembangan terkait kinerja regulator di sektor keuangan di Indonesia.
“WWF menyambut baik pengembangan kebijakan dan panduan terkait keuangan berkelanjutan yang diluncurkan oleh para regulator keuangan,” kata Irfan Bakhtiar, Direktur Iklim dan Transformasi Pasar, WWF-Indonesia di Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Dalam laporan SUSREG 2024, menurut Irfan, tercatat adanya penguatan manajemen risiko iklim di Indonesia yang salah satunya ditandai dengan penerbitan serangkaian panduan terkait risiko iklim oleh OJK.
Selain itu, SUSREG 2024 juga menunjukan adanya peningkatan ekspektasi regulator terhadap strategi dan manajemen iklim untuk diterapkan oleh perbankan yang diukur dari kenaikan sebanyak tiga kriteria dari tahun kemarin Sementara ekspektasi subpilar penerapan fungsi kepatuhan, manajemen risiko, serta audit internal (three lines of defence) dalam aspek iklim juga turut meningkat.
Insentif Bank Indonesia
Lebih lanjut dijelaskan, laporan SUSREG 2024 juga mencatat adanya perkembangan dari sisi bank sentral. Salah satu bentuk realisasinya adalah penerapan Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG) 11/2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Melalui kebijakan ini, Bank Indonesia memberikan insentif likuiditas dalam bentuk pengurangan Giro Wajib Minimum (GWM) bagi bank yang menyalurkan pembiayaan ke sektor yang berwawasan lingkungan.
Insentif tersebut menstimulasi penyaluran pembiayaan berkelanjutan, dengan beberapa anggota Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI) mengembangkan produk seperti green bonds, sustainability-linked loan dan instrumen lainnya.
Total instrumen pembiayaan hijau yang tercatat mencapai Rp52 triliun pada akhir 2024. WWF menilai kebijakan tersebut positif bagi pengembangan produk keuangan berkelanjutan di Indonesia, namun masih diperlukan langkah penyeragaman standarisasi dan kriteria berkelanjutan yang berdampak dengan tingkat interoperabilitas tinggi.
“Instrumen kebijakan moneter seperti GWM dan KLM bisa dioptimalkan lebih lanjut untuk menstimulasi pembiayaan dalam rangka mendukung pencapaian target keberlanjutan. Salah satu caranya dengan penyelarasan kriteria yang sejalan dengan TKBI,” kata Rizkia Sari Yudawinata, Sustainable Finance Lead, WWF-Indonesia dalam kesempatan yang sama. (hsb)
Load more